Tiba-tiba ada yang nanya kayak gini kemaren ke saya, do you follow your heart or head, Chic? Duh! Kok ya pertanyaannya nyusahin ya. Bikin mikir gitu lah… Mana banyak kerjaan lagi! hahahahahaha… Rese!
Well, pertanyaan itu bikin saya jadi pengen bikin renungan ulang tahun lagi. Silahkan bosan. Tapi kalo belum bosan, ya silahkan loh dilanjutkan bacanya… *ga niat*
Well, sejak saya kerja, terus terang saya memang lebih banyak menggunakan kepala daripada hati. Tuntutan profesi. Sudah pernah saya tulis juga sih di sini. Jadi dalam membuat legal opinion saya memang terbiasa membuat dulu skema Plan A, Plan B dan Plan C plus the advantages and the disadvantages berdasarkan peraturan-peraturan dan norma-norma yang berlaku. So that`s the head thingy, right. Keputusan yang akan saya ambil adalah kolom mana yang punya advantages paling banyak dan disadvantage paling dikit.
Itu kalo soal kerjaan. Soal diri sendiri? Unfortunately, I follow my head, 9 out of 10 times. Actually, I believe following your heart is probably the best thing, only it hurts the most. Dan mungkin yang akan tersakiti bukan saya, tapi banyak pihak lain that I care most. Orang-orang terdekat saya. Kalo sudah begitu, maka kepala saya lah yang berbicara. Mana tega sih saya menyakiti mereka, walaupun pada akhirnya saya akan bertanya pada hati saya, why I make a decision I’m unhappy with, even it has a lot advantages. Buat saya, yang paling penting orang-orang terdekat saya bahagia.
So, I always try to use my head when I make a decision, the hearts blinds you with emotions that don’t need to be considered.
Cuma sih, beberapa minggu yang lalu, saya sempat membuat keputusan dengan hati. I follow the flow to where it goes. I do what my heart tell me to do. Apakah saya senang? YES! INDEED I’M HAPPY. Tapi kemudian saya tidak bisa menahan otak saya untuk tidak menganalisa keputusan saya, dan bahwa keputusan saya tersebut sudah pasti akan menyakiti banyak pihak terdekat saya. Termasuk kalian mungkin. *eaaaaah lebay*
Sampe hari ini, untuk keputusan yang itu, yang menang masih hati saya yang demanding to be happy. Well, I’m not trying to say that I’m not happy with my life before, but “this” makes me more completed. That’s it. So, I follow my heart, even-though it might be wrong in people eyes.
Jadi, kita lihat lah beberapa bulan ke depan, apakah hati saya atau kepala saya yang menang dalam hal ini. Ya ya… Saya setua ini ternyata masih labil kok! Puas?
postingan ini juga dipublish pake hati… sekedar pengen tau kalo misalnya kalian tersakiti gara-gara ulah saya yang memilih menggunakan hati daripada otak, apakah kalian masih bisa tetap bilang : yang penting kamu bahagia, chic
😆 😆 😆 😆
LikeLike
postingan ini tersirat…
LikeLike
tersirat apa chik?
LikeLike
Jadi ingat postingan saya yang soal balbalan Piala Dunia itu. Tapi itu ndak berhubungan sama posting ini.
Nah, kalau soal keputusanmu, ya itu hidupmu.
Kalau ada orang lain yang tidak terima ya itu urusan mereka bukan urusanmu.
LikeLike
kalo seandai kelakuan ku ini ngefeknya ke kamu om? masih ga kamu bilang “itu urusanmu chic, bukan urusan ku” instead of “kok kamu gitu sih chic ke aku”
LikeLike
Tergantung seberapa dalam luka yang digoreskan, hehehe.
Tapi pada dasarnya saya ini pemaaf kok.
LikeLike
kalo wempi biasanya tergantung itu nanti keputusan dipergunakan buat apa.
LikeLike
oke, jadi kejadian yang kayak apa yang bikin kamu memutuskan dengan hati, atau dengan kepala? 🙂
LikeLike
yang penting, selamat ulang tahun dulu 😛
semoga tambah sukses ya mbak chic ^^
LikeLike
terima kasih nduuuutz… 😀
LikeLike
I follow you on Twitter ^^ hihihihi selamat ulang tahuuuuuuuunnnnn *cium basah*
LikeLike
ah aku kan juga followernya Hanny 😳
*siapin tissue buat ngelap*
LikeLike
jadi pengen ngikutin lagi kata hati yang mulai bergelora lagi..
huks..
LikeLike
kata hati mu bilangnya apa Bil? 😉
LikeLike
Lebih seneng dibilang warm hearted atau cool headed ? Ini seperti pertanyaan di test Myerss Brigg/MBTI. Orang emang punya kecenderungan yg terbentuk dari kecil untuk memilih salah satu, tapi ada juga yg ditengah-tengah dan berganti sesuai kebutuhan 😛
LikeLike
saya pengen dibilang keren aja deh 😆
LikeLike
waaa… judulnya kayak nama blogku. hihihi…
sama, mbak. pekerjaanku jg menuntutku utk lebih banyak mengasah otak ketimbang hati. 😛
btw, happy birthday ya, mbak chic! semoga tambah bahagia dlm menjalani hidup.
LikeLike
ah iya.. baru sadar aku Nil…
terima kasih doa-nya yaaaaa…
*peluk-peluk*
LikeLike
pokoknya mendoakan mak Chic, yang baik-baik pastinya :*
LikeLike
amin! ma kasih Des!
*muach*
LikeLike
jawawabannya bergantung pada kondisi dan situasi dimana keputusan itu hendak diambil … kadang suatu keputusan itu harus diambil berdasar logika (head) atau berdasar perasaan (heart) …
jadi, gak tau deh mana yang paling banyak dipake … yang penting semoga semua keputusan yg kita ambil, semua adalah keputusan yang paling baik …
Semoga persahabatan kita tidak lekang oleh waktu dan tidak terbatas oleh ruang
LikeLike
kalo pilhannya cuma keputusan itu menyakiti orang lain yang kita sayang atau menyakiti diri sendiri, mending yang mana? 🙂
LikeLike
terus, keputusan apa sih itu yang pake hati ? #kepo
LikeLike
ada deeeeeeh… 😆
LikeLike
Kayaknya ini sama ama perihal “cowok pake logika, cewek pake perasaan.” 😀
LikeLike
kayaknya kalo itu ga berpaku gender kok Mas… 🙂
LikeLike
mantap postingan nya simplychi. mau bagi2 info ttg komputer & sekalian mau ngajak tukeran link,,kunjung balik blogku,,okeyy
LikeLike
waduuw.. baca postingan ini jadi mikir juga nih..
kok ya susaaah yaah.. iks
LikeLike
😀
LikeLike
*jadi ikutan pusing gara2 liat comment om mamung*
LikeLike
ah kamu ga pendirian Bee! 😆
LikeLike
berimbang kok Chi.. berimbang.. *halah sotoy* 😀
LikeLike
hmmmmm…. contohnya Yun?
LikeLike
It shoud be simultaneusly …
And Yes indeed sometimes sulit …
but … just try …
Salam saya ChiC
LikeLike
Opa biasanya pake hati atau kepala?
🙂
LikeLike
Postingan ulang tahunnya yang mana siy!??!?!? *marah tersadar baru komen di postingan tahun 2009*
LikeLike
gyahahahahahaha…. kalo yang tahun ini ya yang ini Yes 😆 😆
LikeLike
salam kenal. saya adalah pengguna baru blog dan ingin bersilaturahmi sekaligus menambah teman. dan semoga pendahulu saya di dunia blog bisa memberikan bimbingannya. akan sangat senang sekali kalau blog saya di follow balik oleh para blogger yang saya ikuti. terima kasih 🙂
LikeLike
karena saya cowok, mk sy cenderug mengikuti Head..
tp bukan sama sekali melupakan Heart..
😀
LikeLike
kayaknya ga tergantung gender deh… saya perempuan tapi lebih banyak pake kepala tuh ketimbang hati 🙂
LikeLike
i follow my heart jiah bahasa inggrisan
LikeLike
boleh kok boso enggres-an juga 😆
LikeLike
ah topik ini juga kemarin menjadi suatu perdebatan dalam diri sendiri chi 😉
kalau saya mencari yg balance diantara keduanya hehehe 😀
LikeLike
hmmmmm… kalo sukses kabar-kabarin ya dot 🙂
LikeLike
met ultahnya my sweet heart sampai bertemu di pesta blogger 2010
LikeLike
makanya makchic, yang labil itu bukan cuma anak muda atau abg kok.. 😛
hihi
LikeLike
puas kan looooo….
*keplak Imam*
😈
LikeLike
pokoknya selamat ultah makcik !!
dan ah kau pasti lebih dewasa soal herat vs head ini
dan tumben ganti theme euy
😀
LikeLike
Sesuatu yang muncul nya dari hati akan menyentuh ke hati juga, *hehehe nymbung gak yah 😛 *
LikeLike
Postingan yg keren.
Kalau saya seringkali mana duluan yg mengambil alih keputusan: head atau heart. Kalau sudah terlanjur emosi ya seringkali heart yg mendominasi. Kalau lagi adem biasanya head yang berperan penting.
Berarti… saya moody. Hiks…
Terima kasih sudah diingatkan utk memilih yg mana dulu 🙂
LikeLike