Ngga, ini bukan pulau tersendiri di Penang. Nama daerah kok. Ntah kenapa dinamain pulau tikus. 😆
Ngapain main ke sini? Ngabisin waktu sebelum ke bandara aja sih. Selain itu temapat ini ngga jauh dari lokasi kami menginap. Karena flight kami kembali ke Jakarta adalah malam hari, jadi saya dan Ipi masih punya banyak waktu jalan-jalan. Ada apa di sini? Vihara Buddha. Yang ada patung Sleeping Buddha. Dulu pernah liat pas jalan-jalan ke James Bond Island di Phuket. Ntah yang mana yang lebih gede. Nama Viharanya adalah Wat Chayamangkalaram. Isinya? Ya tempat ibadah sih. Ada macam-macam patung Buddha di sini. Ngga berani motret banyak-banyak dan dari dekat tapi. Takut ganggu orang ibadah. Ya sama aja kayak kalian lagi sholat di Mesjid trus ada orang motret di depan muka kalian, gimana coba rasanya. 🙂
Dari Wat Chayamangkalaram, kami beranjak ke Vihara Burmese bernama Dhamikarana Burmese Temple, yang terletak persis di depannya. Di sini juga ada patung Buddha besar banget. Tapi posisinya berdiri sih. Dan tempat ini lebih berwarna dibanding Wat Chayamangkalaram. Ada kolam ikan yang ikannya segede-gede anak kambing (ini serius, ntah ikan-ikan apa yang ada di situ) dan banyak patung-patung lain selain Buddha. Mungkin lebih ada budaya Burmesenya kali ya..
Puas melihat-lihat kedua vihara ini, kami pun kembali ke George Town. Berencana belanja oleh-oleh, sekalian masuk ke beberapa tempat yang belum sempat kami datangi. Jadi lah kami mampir ke Penang Museum, yang berisi sejarah kota Penang sendiri. Masuknya murah, cuma RM 1. Di samping State Museum ini ada beberapa bangunan bersejarah lainnya, antara lain St George’s Church.
Setelah puas jalan-jalan dan belanja oleh-oleh khas Penang, kami pun bergegas kembali ke hotel untuk mengambil barang-barang kami sebelum ke bandara. Di tengah perjalanan, kami melewati tempat yang bernama Museum Camera! Wooogh! Tempatnya ngga kayak museum, tapi dari luar lebih cocok sebagai toko camera dengan logo Canon bertebaran di mana-mana. Kami pun iseng masuk. Ternyata museumnya ada di lantai atas. Di bawahnya memang toko camera. 😆
Tempatnya bagus dan koleksinya pun lumayan lengkap. Petugasnya ramah dan segera menerangkan kepada kami tentang koleksi-koleksi kamera di sana sampai ke dark room! Masuknya agak mahal sih, seharga RM 20. Tapi buat pengemar kamera-kamera kuno, rasanya tempat ini cukup worth it untuk dikunjungi.
trus udah mesti pulang… huhuhuhuhu 😦
LikeLike
Menarik juga Pulau Tikus ini …
LikeLike
alhamdulilah, ini foto nggak ilang :))))))
LikeLike
iya, lumia bikin deg-degan euy! 😆
LikeLike
Wow. Selamat pagi dari London! 😉
LikeLike
Kenapa namanya Pulau Tikus? 😕
LikeLike
ga tau juga, chik.. coba digoogling 😛
LikeLike
Jangan-jangan banyak tikusnya di sini jadi dinamain Pulau Tikus
LikeLike
Namanya Lucu Pulau TIKUS hehe
LikeLike