Brainstroming ajah!, Curhat Colongan, movie freaks

The Secret Life of Walter Mitty

Walter Mitty

Iya, saya lagi teringat-ingat terus sama film ini sejak nonton awal bulan lalu. Ngga cuma saya sih, banyak dari teman-teman saya yang juga “tersihir” dengan film ini. Ntah karena jalan ceritanya, pesan filosofis-nya, atau karena jatuh cinta sama Iceland, yang ternyata keren banget tempatnya! 😆 Saya sendiri, suka semua! Jalan cerita, Iceland, semua quote-quote yang ada di film ini. Saya cinta semua! And I just can’t get this movie out of my mind!

Tenang.. saya ngga bakal review film ini. Udah banyak di sana sini. Dan asumsi saya, yang baca blog ini semua udah pada nonton kan ya film itu? Hihihihi :mrgreen:

Jadi gini, cuma mau tanya. Siapa yang sehabis nonton film itu then start thinking to start your life like Walter Mitty. The middle age guy,  a boring photo-processor daydreams about epic adventures because he’s too scared and socially awkward to actually do anything, but then ended up to be a real adventurer.

Iya, awalnya saya pengen kayak gitu. Seru kayaknya.

Cuma gini deh. Di akhir film sih, emang Walter Mitty kayaknya dapet semuanya. Pengalaman baru, percaya diri kalo dia bisa melakukan petualangan tersebut, jadi cover majalah Life edisi terakhir, dapet pacar baru. Tapi, dia tetep dipecat kan?

Inget adegan dia ngisi semacam kolom Linkedin? Nulis pengalaman kerja dengan pekerjaan yang sama selama 16 tahun? Di kolom keahlian, dia malah ngisi dengan pengalaman-pengalaman adventure selama mengejar jejaknya Sean O’Connell. Berarti dia ngga punya keahlian lain, selain negative assets itu.

Well, it’s great that he’s found love and the mean­ing of life, but what’s he going to do now? Tetep harus nyari kerjaan baru kan? Di jaman serba digital kayak gini, agak susah kayaknya sih kalo mau mengandalkan pengalamannya sebagai Negative Assets Manager.

Pembaca: ya kan bisa jadi petualang dong kayak yang baru saja dia lewatin? Kayak yang ditulis diposter filmnya itu lhooo.. Stop Dreaming. Start Living.

Ya iya sih, tapi kan tetep butuh duit. Buat bayar tiket dan sebagainya itu. Inget adegan di mana Walter Mitty mencatat semua pengeluarannya selama dia berpetualang? Kalo dia ngga punya keahlian lain, mau nyari duit dari mana? Kerja di Papa John lagi? 😛

Oh well, suddenly I want my life like Sean O’Connell. Not Walter Mitty.

:mrgreen:

16 thoughts on “The Secret Life of Walter Mitty”

  1. Haha, iya aku sempat mikir hal yang serupa, bahkan di tengah-tengah nonton film juga. Itu tiket ke Iceland berapa? Naik gunung (di mana itu) habis berapa tiketnya? Berapa yang dia spend buat beli perlengkapan naik gunung?

    Sebagai pembelaan diri, bukannya aku orangnya yang mikirin duit melulu dan gak mau spending besar-besar buat suatu hal sih. Tapi… ya terus hidupnya gimana? Kok bisa mamanya mau dipindah ke condo dia bisa bayar? Dari tabungan kah? Terus kalau habis… ? Iya sih mereka jual piano di akhir film.. dapetnya lumayan kayaknya. Tapi lalu?

    Euh, sedikit banyak mikir gini gara-gara udah mulai tahu soal financial planning kali ya? Hahaha..

    Like

    1. Nah! You’ve got my point, right? 😆
      Kalo jadi Sean O’Connell sih, biarpun majalah Life-nya tutup, dia masih bisa jual photo-photo dan tulisannya di media lain. Ke Life on-linenya juga bisa. Masih tetep bisa menghasilkan uang, dan masih bisa tetep adventuring. 😀

      Like

Leave a comment