Jalan-jalan, Kumpul-kumpul

Siem Reap Journey : Between Culture and Night Life

Siem Reap, merupakan ibukota dari Provinsi Siem Reap di Kamboja. Kebanyakan turis datang ke kota ini hanyalah karena Siem Reap adalah kota terdekat untuk disinggahi kalo berniat mengunjungi kota beradaban Angkor, bukan karena mereka pengen mengeksplore kota sih… :mrgreen: Tapi justru itu yang membuat Siem Reap kemudian menjadi “hidup”. Tercatat lebih dari 300 penginapan mulai dari kelas hostel, guest house sampe hotel bintang lima.

not everyday view in Siem Reap
not everyday view in Siem Reap

Jadi apa yang bisa dilakukan di Siem Reap, selain mengunjungi Angkor? Ngga banyak.

Kalo mau berkunjung ke Siem Reap dan ngga tau mau ngapain selain ke Angkor, tinggal lah di wilayah barat alias pusat kota. Seputaran Sivartha Street dan sekitarnya. Banyak guest house dan hotel kecil dengan harga affordable. Mau tinggal di hotel mewah juga banyak sih. Di sini lah pusat kehidupan Siem Reap. Ada Old Market, Night Market dan the famous Pub Street. Mau nyari apa-apa tinggal jalan kaki. Naik tuk-tuk juga cuma $1 sih… 😀 Kalo selo banget, di seputar tempat itu banyak sekali penyewaan sepeda seharga $1 per hari. Murah ya! 😀

Kebetulan kemarin waktu acara BlogFest Asia, beberapa dari kami diinapkan di daerah Old Market. Tepatnya di Thunborey Hotel. Ini hotel boleh lah direkomendasikan buat kalian yang berniat di Siem Reap kapan-kapan. Bersih, interior oke, staff hotel yang ramah dan helpful dan ngga terlalu mahal, apalagi kalo mau sharing room. Maksimal bertiga. Kemaren saya sekamar dengan Nonadita dan Cyra, blogger dari Philippine. Lumayan menghemat budget yang dikasih panitia sih.. 😀

Jadi, apa yang bisa kalian lakukan kalo cuma punya waktu kosong di malam hari di Siem Reap? Hang out di seputar Pub Street! Hahahaha 😆 Ini lah kegiatan favorite para peserta BlogFest Asia kemarin. Selesai acara, jam 6-an gitu balik ke hotel. Mandi, leyeh-leyeh, nyiapin dokumen buat besokan harinya (kalo mesti presentasi dan ngga siap bahan kayak saya), trus ngecheck milis ada dikeriaan di mana atau janjian dengan siapa jam berapa di lobby hotel, setelah itu semua tumpah ruah di Pub Street. Mulai dari cuma sekedar dinner, nongkrong minum kopi atau makan ice cream, sampe clubbing, bisa semua! :mrgreen:

Pub Street

Atau kalo pengen belanja-belanja, bisa ke Night Market atau Old Market.  Yang dijual rata-rata sama sih. Souvenir, baju-baju, kerajinan tangan, kain-kain khas Kamboja (hati-hati, buatan China :lol:), dan sebagainya mirip dengan yang bisa kita temuin biasa di Pasar Sukowati, Bali. 😛 Belanja di sini, ya mesti tega-tegaan nawar. Kalo dikasih harga $5, harus tega nawar di $2 atau $2.5.  Harganya mark-up gila-gilaan semua! 😆 Di Art Center Night Market juga ada food court ber-wifi dengan harga bersahabat. Kalo beruntung, bisa menyaksikan tarian Apsara yang terkenal itu, gratis!

Market

The Apsara Dance
The Apsara Dance at Night Market

Untuk makanan sendiri, agak susah nyari makanan halal di Siem Reap. Kalo mau order harus hati-hati, kecuali kalian tidak bermasalah dengan makanan apapun. Saya dan Dita kemarin sebisa mungkin menghindari makan daging, meskipun itu katanya sapi. Paling aman sih ya pilihannya adalah ikan dan ayam, atau jadi vegetarian sekalian selama di Kamboja. :mrgreen:

Salah satu makanan khas Kamboja bernama Amok. Semacam kari kuah santan, dibungkus daun pisang dan dikukus. Pilihannya bisa ikan, ayam atau daging. Makan ini di Champey Restaurant di Pub Street yang mengklaim dirinya sebagai the best Amok in Cambodia. Lha kan ya jadi penasaran pengen makan di situ. 😆 Agak mahal, but worth it! Amok sendiri rasanya mirip opor, cuma lebih light. Mungkin karena santannya ngga terlalu banyak juga sih… 😀

Champey Restaurant

Tempat hang out favorite lainnya buat nongkrong adalah The Blue Pumpkin, yang adalah chain restaurant khusus menjual ice cream, yang tersebar hampir di semua tempat di sudut Siem Reap! Tapi buat lebih puasnya, datang lah ke TBP di Pub Street atau Sivartha Street. Well, you’ll find out why I and all the BlogFest participant love hang out in here. Despite the delicious ice cream, and the most delicious apple tart in the world (in my version! :lol:), they also have this huge comfortable chair that you can sleep on! Very convenient! 😆 Kalo ke sini jangan lupa nyobain itu Apple Tart dan 4 rasa es krim: cinnamon, honey, star anise dan ginger yang seketika bisa membakar lidah! 😆

The Blue Pumpkin

Selain itu, kalo mau nyobain makanan ala X-Factor, cobalah street dumpling ala Kamboja. Jangan ngebayangin gorengan atau kue putu kayak di sini. Jangan. Atau rempeyek laron dan belalang yang ada di Gunung Kidul sana itu udah cukup ekstrem buat kalian? Ah itu kecil! Di Kamboja, street food-nya terdiri dari kodok, kalajengking, laba-laba gede, kecoak, ular kecil ntah apa jenisnya dan masih banyak serangga lainnya yang ngga pengen kalian dengar. Semuanya digoreng garing. Hahahahahaha… Bahkan buat motret-nya aja saya ngga berani! 😆 *ini nulisnya sambil merinding geli* Hiiiiii…

Dan ntah kenapa, selama 4 hari ada di Siem Reap, saya merasa kota ini mahal. Tiba-tiba aja dollar saya sudah menipis. 😛 Mungkin karena apa-apa bayarnya pake dollar ya? Oh, kalo dari kemaren saya nulis harga pake dollar, sesungguhnya itu literary adalah American Dollar. Ntah kenapa penduduk Kamboja sepertinya tidak suka bertransaksi dengan Khmer Riel, dan lebih suka menuliskan harga-harga dengan dollar. Pun buat bayar tuk-tuk! 😆 Jadi kalo besok mau ke sini, ga usah repot-repot nuker dollar ke Riel. Jarang kepakenya! Tapi sebenernya bisa milih sih mau bayar pake dollar atau pake Riel. Cuma kadang-kadang kalo pas makan rame-rame, ngitungnya repot. Dan kurs-nya  lebih mahal dari pada waktu kita tuker dollar ke Riel. Semacam rugi gitu jadinya.. 😛

Satu-satunya yang murah di Siem Reap, untuk ukuran saya, adalah harga minuman beralkohol. Pilihlah satu restoran di Pub Street. Apa saja. Cuma sekedar minum bir doang, harganya ga nyampe $1. Mau minuman agak berat dikit kayak Martini, atau whiskey cola, atau apa lah itu jenisnya, paling mahal cuma $3. Bahkan si Champey Restaurant menjual Rose Wine, per botol, dengan harga $19 saja! Beuh! It’s really easy to get drunk in Siem Reap, and very cheap! Bandingin sama harga-harga minuman itu di sini. 😆

Ah berhubung saya anak baik-baik yang jam 12 udah balik lagi ke hotel buat bobok-bobok cantik, saya sih lebih milih makan ice cream di Blue Pumpkin instead of hang out sambil minum-minum murah itu… :mrgreen:

8 thoughts on “Siem Reap Journey : Between Culture and Night Life”

Leave a comment