Brainstroming ajah!, Curhat Colongan, just a thought

Grazie

Kebiasaan bercakap-cakap melalui text-talking dan internet-speaking secara tidak sadar sering kali membuat kehilangan rasa untuk mengucapkan kata ‘Terima Kasih’ dan  ‘sama-sama atau terima kasih kembali’ secara verbal. Atau bahkan, saking seringnya diucapkan, kata-kata itu seperti kehilangan makna kesungguhnya dan hanya merupakan basa basi belaka. Padahal mengucapkan kata-kata tersebut tentulah sudah diajarkan sedari kita masih balita.

To recall the last time I thanked someone is like asking me to recall the last time I breathed. I do my best to thank anyone anyday, even if what they do is simply their job. Saya berterima kasih kepada tukang parkir kantor saya karena membantu saya memarkir mobil, kepada OB saya karena membawakan minuman, kepada petugas yang membantu saya menaruh belanjaan saya ke mobil, kepada waitress yang membawakan makan siang saya, kepada cleaning services yang sedang membersihkan ruangan saya, kepada seseorang yang telah menahan pintu lift agar saya bisa ikut naik tanpa menunggu lift berikutnya.. I want to let people know that they matter and what they do matters, and that I at least am grateful.

ada apa dengan ‘terima kasih’?