Berbagi

The + Project : Livable City

Apa yang ada dibenak kamu apabila saya menyebut Livable City alias Kota Layak Huni? Lingkungan dan udara yang bersih? Fasilitas transportasi umum yang layak? Fasiltas pendidikan yang memadai? Fasilitas kesehatan yang terjangkau? Terdengar seperti sebuah kota yang bukan Jakarta, pastinya.. 😆 Ngga usah pake penelitian canggih, secara kasat mata semua warga bisa melihat kalo kualitas udara dan air di Jakarta ini sungguh lah tidak sehat. Udara tercemar polusi karbondioksida dan air tanah yang berwarna hitam, bau dan tercemar bakteri e-coli, gimana juga mau sehat?

Jumlah kendaraan pribadi yang terlalu banyak menyebabkan polusi udara. Kenapa jumlah kendaraan pribadi terlalu banyak? Karena ngga ada fasilitas angkutan umum yang layak dan memadai. Oke, sekarang ada Trans Jakarta. Tapi toh ngga mengatasi kemacetan dan mengurangi polusi udara karena jumlah armada yang yang tidak banyak dan tidak menjangkau seluruh wilayah Jakarta. Selebihnya mesti naik metromini atau kopaja yang yaaaa gitu deh, sama bikin polusinya karena tidak ada satu armada  pun yang terawat dengan benar.. 🙄

Kualitas air tanah sama buruknya. Mulai dari air laut yang sudah merembes masuk ke dalam tanah Jakarta, jarak septictank dan sumur warga yang terlalu dekat karena kekurangan lahan, air sungai yang hitam dan bau karena sampah dan polusi industri. Kondisi air yang kayak gitu kemudian dipake buat masak, minum, mandi, nyuci dan kegiatan rumah tangga lainnya. 😐

Fasilitas transportasi umum yang sangat amat tidak memadai membuat semua orang  pada bela-belain beli kendaraan pribadi. Belum lagi kredit motor yang amat sangat gampang belakangan ini. Jual motor udah kayak jual pisang goreng. 😐 Iya kalo mampu. Yang ngga mampu, terpaksa memanfaatkan fasilitas yang ada dan membiarkan dirinya tercemar polusi udara.

Kondisi air tanah yang rusak, membuat yang mampu beli air mineral kemasan yang bikin harganya jadi mahal. Iya kalo mampu. Yang ngga mampu, terpaksa memanfaatkan air tanah yang tercemar tersebut untuk kegiatan sehari-hari, dan sudah pasti ngga bakal jadi sehat.

Ini udah kayak lingkaran setan yang terhubung satu sama lain sebagai sebab akibat. Karbondioksida yang dihasilkan kendaraan-kendaraan pribadi tersebut juga tidak dapat didaur ulang dengan baik. Air-air tanah juga tidak dapat didaur ulang dengan baik sehingga air laut dapat merembes masuk. Penyebabnya karena JAKARTA INI KEKURANGAN RUANG HIJAU! 😈 Industri-industri dan pembangunan di Jakarta sama sekali tidak berorientasi lingkungan. Pohon-pohon ditebang, lahan kosong malah jadi mall instead of bikin taman hijau, bahkan untuk bikin gorong-gorong supaya air bisa mengalir dengan baik pun tidak. Padahal pohon-pohon dam tanaman lainnya ini lah yang bisa menjaga kualitas udara dan air tanah. Ruang hijau ini juga yang bikin anak-anak punya tempat bermain selain ke mall. Padahal pergi ke mall juga belum tentu bikin sehat, kan ngga semua yang pergi ke mall itu sehat. Iya kalo mampu, kalo ngga mampu? Main di deket sampah dan sungai tercemar?

Apa ujung dari semua ini. SAKIT. Iya, sakit. Padahal Jakarta ini juga kekurangan fasilitas kesehatan yang terjangkau. Udah pernah denger selorohan “Di Jakarta, yang miskin dilarang sakit” kan? Karena fasilitas kesehatan di Jakarta itu mahal banget! BANGET! Ntah udah berapa kali baca berita tentang si miskin yang diacuhkan oleh rumah sakit sementara dia butuh pertolongan segera hanya karena tidak mampu sekedar menbayar biaya adminitrasi yang mahalnya amit-amit? Oke lah sekarang ada Jamkesmas, yang katanya bisa buat warga miskin gratis berobat. Tapi berapa banyak rumah sakit yang terima itu dibanding rumah sakit berorientasi duit?

Well, kalo dari semua uraian di atas, mau sehat di Jakarta itu dilarang miskin sih emang. Soalnya mesti mampu beli kendaraan pribadi, mesti mampu keluar duit ekstra untuk beli air mineral kemasan, mampu pergi jalan-jalan ke mall setiap minggu, dan mampu bayar rumah sakit. Meh! 😈

Padahal kalo saja Ruang Hijau di Jakarta ini lebih dari cukup, fasilitas kendaraan umum yang bener-bener layak, mungkin kita warga Jakarta ini bakal jarang banget ke rumah sakit. Bakal jarang sakit soalnya. Kalo kita jarang ke rumah sakit, rumah sakit yang ada juga ngga bakal belagu masang tarif mahal-mahal. Ngga terlalu laku soalnya. Semua orang mampu buat berobat jadinya.

See, bener-bener lingkaran setan, kan? 🙄

Kota kalian seperti apa? Kayak Jakarta juga? Punya ide menjadikan kota kalian layak huni? Sebagai warga yang peduli dan bangga dengan kota tempat tinggalnya, pasti punya dong ide bagaimana untuk menciptakan kondisi kota yang tidak hanya aman, nyaman, tapi juga ramah lingkungan mulai dari transportasi, penerangan, ruang publik, dan lain-lain. Mungkin bisa kirim ide kalian ke untuk mewujudkan kota yang layak huni ke The “+” Project dari Philips.

Caranya :

  1. Daftarkan diri di website http://philips.co.id/plus
  2. Pilih tantangan dan submit ringkasan ide tidak lebih dari 1000 kata. Jika ada, materi pendukung berupa foto atau video bisa ditambahkan.
  3. Mekanisme kompetisi selengkapnya bisa dibaca di situs ini 
Ada hadiah menarik dari Philips Indonesia untuk ide terbaik dari setiap kategori setiap minggunya. Ide terbaik di akhir program akan diwujudkan menjadi program nyata dengan bantuan dari Philips Indonesia. Bayangin, diwujudkan! Bukan sekedar cita-cita dan wacana lho..
Ngga ada batasan dalam memasukkan ide untuk kompetisi ini. Boleh lho kalo mau memasukan semua ide kalian karena setiap orang bebas berpartisipasi dan berkontribusi dalam mewujudkan kota yang lebih layak huni.
Tertarik? 😉

10 thoughts on “The + Project : Livable City”

  1. hidup di jakarta memang penuh tantangan.. sebenernya gw mau kok meninggalkan motor gw di rumah asal transportasi massal nya memang nyaman. Lah ini.. busway aja udah susun sarden gitu… mau masuk susah, keluar lebih susah. apalagi naik bus kota biasa dan KRL… jadi naik motor sajalah

    Like

  2. Semua yang mbak Chic sebutkan memang benar… Di kota2 lain pun, sekalipun kondisinya sekarang lebih baik, saya masih kurang yakin jika ke depannya kondisinya akan masih terus sama seperti sekarang. Jika dilihat kembali, semakin hari, perilaku manusia sebagai penghuni bumi ini justru makin ‘kurang peduli’ dengan keadaan bumi ini… Diperlukan dukungan dari semua pihak untuk boleh mengusahakan lingkungan yang lebih baik… Terlebih untuk ‘rasa memiliki’ juga mungkin boleh mendapat sorotan lebih. Rasa memiliki akan bumi ini sebagai tempat tinggal kita. Rasa memiki atas udara sehat yang boleh kita hirup. Rasa memiliki atas kendaraan umum yang boleh kita pakai. Dan rasa memiliki terhadap hal2 yang lain…

    Terus lakukan yang terbaik, guna mewujudkan kualitas kehidupan yang lebih baik!
    Semangat!

    Like

  3. Sebenarnya apakah kota bisa layak huni itu tergantung dari penghuninya sendiri. Kalau memang yang menghuni sendiri tidak layak, habis sudah perkara, sampah dan polusi akan mudah ditemukan di mana-mana.

    Like

  4. kota menjadi kaya lingkaran setan karena banyak perilaku orang2nya kaya setan juga. pribadi di Indonesia udah terlalu sombong untuk melihat orang-orang di sekelilingnya. kepdulianpun semakin menipis. Semoga dengan Ide-ide kreatif nantinya akan betul2 membuat perubahan ke arah lebih baik. *kepanjangan ya mba :D. *mikir nyari ide

    Like

  5. Jakarta memang perlu direhab both kota & penduduknya 😛 … but anyway yg bener adalah memindahkan kegiatan ibukota dr JKT sebetulnya … kota itu sudah tidak bisa diapa apain 😐

    Like

  6. sekarang ini model pembangunan seharusnya sudah mengarah ke “Green Architecture”, yaitu suatu proses yang bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan hidup dengan penggunaan sumber2 alam seefisien mungkin mulai tahap perencanaan, pelaksanaan , operasional, pemeliharaan sampai dengan siklus hidup bangunan tersebut.
    Kalau konsep ini bisa dilaksanakan, niscaya bumi ini akan menjadi semakin lebih indah lagi.

    Like

Leave a comment