Oke, saya memang suka nonton film kartun. Dari dulu. Karena film kartun semacam obat untuk otak saya yang lelah sepanjang hari dipakai bekerja. Oh ngga.. Ini bukan semacam penasbihan kalo saya punya otak dan otak saya itu saya pakai. Bukan macam orang tua yang itu. Ini penegasan dari kata-kata “laughter is the best medicine” dari orang-orang yang “katanya” bijak. Dan saya meng-amini. Makanya saya suka nonton film kartun.
Salah satu yang saya suka dari film kartun, adalah, dialog-nya. Biarpun cuma film kartun, kadang-kadang dialog-nya bikin jleb jleb gitu. Menohok. Dalem-dalem.
Contohnya si Kung Fu Panda 2 yang saya tonton kemarin bareng Vio. Dia sibuk ngetawain Po, Tigress, Mantis dan teman-temannya itu, saya malah merenung. Sambil menyumpah “rese”, meskipun tetap tertawa-tawa sih. Menertawakan diri sendiri tepatnya.
Dan ini dialog-dialog yang menohok itu.
Dialog pertama, antara Po dengan Soothsayer, si peramal yang meramalkan bahwa Panda akan mengalahkan Shen, si Merak jahat, waktu Po merasa resah akan ingatan-ingatan tentang kedua orang tua-nya yang muncul cuma sepotong-sepotong dan dia ngga ngerti itu apa. Yang nonton Kung Fu Panda 1, pasti ingat bahwa yang jadi bapaknya si Po ini adalah seekor angsa. Yes, Panda dengan Bapak Angsa adalah tidak mungkin bukan? Nah, diujung percakapan si Po yang lagi resah bertanya-tanya siapa dia sesungguhnya, Soothsayer mengeluarkan kata-kata yang tiba-tiba bikin saya terdiam :
Your story may not have such a happy beginning, but that doesn’t make you who you are. It is the rest of your story, who you choose to be… So, who are you, Panda?
Dialog kedua, sudah hampir diakhir cerita. Antara Po dengan Shen.
Shen : How did you find peace? I took away your parents, everything, I scarred you for life…
Po : See that’s the thing, Shen, scars heal.
Shen : No they don’t… wounds heal.
Po : Oh, yeah… what do scars do? They fade, I guess…
Shen : I don’t care what scars do…!
Po : You should, Shen. You got to let go of the stuff from past – because it just doesn’t matter! The only thing that matters is what you choose to be now.
Nah, itu dia dialog-dialog yang cukup menohok saya kemarin. Saya yang selama ini merasa bahwa luka memang bisa sembuh, tapi bekasnya tidak – kadang-kadang masih menyisakan perih -, tiba-tiba kayak merasa ditampar si Po. Bekasnya memang ga sembuh, tapi hilang. Kalo mau. Meski awalnya ga bahagia, toh sisa ceritanya tetap saya yang menentukan mau jadi apa.. *sigh*
Apa? Situ ngga tertohok? Ow, bagus dong. Berarti kamu sudah lepas dari bayang-bayang masa lalu. Selamat. Kamu telah memilih menjadi siapa kamu sekarang. Selamat menjalani sisa cerita hidupmu..
So, who are you? 😉
Abis ini belajar Kung Fu ah! Nyari inner peace 😆
LikeLike
habis itu ajarin aq ya mba >.<
LikeLike
He he…, scars end just like on the check’s of Himura. Nah ini kalau di film kartunya Samurai-X :).
LikeLike
The remained scars is a remark that once life was so cruel, They would remain as nothing but memories. Because, yes, we are what we choose, aren’t we?
LikeLike
dialog-nya bikin jleb jleb gitu
…
Istilahmu ChiC …
bikin gua ngakak aja …
Tapi apa yang kamu bilan itu … Bener banget
jika kita perhatikan kata-katanya … Film kartun itu banyak sekali pencerahannya lho … walaupun dikemas secara kartun dan seolah main-main
salam saya ChiC
jleb-jleb
LikeLike
Wah, kok apal sih dialognya O.o
LikeLike
dari yang pertama Kung Fu Panda selalu mengajarkan untuk berpijak pada masa kini (present) ya …
LikeLike
Karena memang kita hidup bukan untuk masa lalu…
jadi kangen Vio…
LikeLike
Sudah nonton, byk filosofi menarik dalam film ini, layak ditonton utk selalu optimis melihat masa depan, seperti halnya kungfu panda pertama 🙂
LikeLike
Eh. Benar-benar menohok! Berhari-hari saya menunda nonton Kung Fu Panda 2… hari ini mau nonton ah! 😀
LikeLike
saya sih, mikirnya kaya’ gini –> ga peduli gimana masa lalunya, toh itu udah kejadian dan ambil hikmahnya aja supaya lebih lihai lagi dalam melangkah di saat ini dan seterusnya.
LikeLike
inner peacenya nemu gak mbak, chic? 😀
LikeLike
mak chic… nonton Tree of LIfe yuk biar nemu inner peace 🙂
LikeLike
Saya juga suka nonton film kartun 🙂
Sampai sekarang pun masih doyan nonton, Tom & Jerry 🙂
LikeLike
Masih belom nonton pilem inih…
Huh… mesti cari waktu..
Btw walo bekas lukanya memudar seiring waktu, kadang2 di masa yang akan datang tetap terasa perih kalo teringat lagi..
LikeLike
Film kartun memang Bagus ya 😀
LikeLike
hai say, join giveaway opiku yah 😉 thanks
LikeLike
Luka itu tergantung perawatannya kan? Kalau dibiarin aja, ya bisa jadi borok; kalo cuma dirawat seadanya, ya bisa meninggalkan bekas permanen; tapi kalau mau sungguh2 diperjuangkan supaya sembuh total, ya bisa tanpa bekas. Ini berlaku baik bagi luka fisik maupun luka hati.. 😉
LikeLike
Film Sponge Bob yg konyol itu juga sering muncul dialog2 yg menohok hati, lho. Hehe….
Wah, saya belum nonton Kung Fu Panda 2. Nggak mengira kalau di film itu ada pesan-pesan bijak, khususnya tentang masa lalu. Tapi kemarin saya abis nonton di film lain di bioskop. MUngkin minggu berikutnya baru bisa, mengingat isi kantong yg sudah menipis, hehehe….
Salam 🙂
LikeLike
Luka itu susah dihilangkan. Tapi pasti bisa. Cuma tetep aja suka kababawa *ceuk urang sunda mah*
LikeLike
film kartun kungfu panda masuk di 7 film kartun paling populer versi on the spot trans7… mantap!
LikeLike
Mohon maaf lahir batin 🙂
LikeLike
marii berkung fu bersama…
LikeLike
Kesanya terlalu alay, tapi emang sih, manusia ga bisa lepas dari masa lalu
LikeLike