Jalan-jalan, keren!, Kumpul-kumpul

Weekend di Garut

warning: banyak photo. waspadalah.. 😈

Jadi, ceritanya wiken kemaren saya sekeluarga -hampir- besar ke Garut beramai-ramai. Sebenernya karena ada sepupu sayah menikah. Kalo ngga, mungkin ntah kapan saya berkunjung ke Garut ini 😆 Sayangnya, saya berangkat ke Garut dalam keadaan tidak terlalu sehat walafiat. Perut mual, sakit kepala, panas dalam, diare pula… semacam komplikasi gitu lah *lebay sangat*. Jadi lah yang tadinya rencana berangkat jam 6 pagi jadi molor sampe jam 7. Setelah mampir ke Bandung jemput si Prilly, baru lah kami benar-benar berangkat ke Garut.

Sampe Garut sekitar pukul 12 siang. Badan saya bukannya makin sehat malah makin nge-drop. Masih untung ga muntah-muntah. 😐 Untungnya langsung menuju penginapan di daerah Cipanas. Sampe di sana, langsung diajak makan siang di Cibiuk Resto sama sepupu calon penganten itu. Berhubung semua pergi, mau ga mau saya ikutan dengan badan ga enak. Jadi, mohon maaf kalo sampe sini ceritanya ga ada photo-photo. Ga nafsu photo-photo cuy! 😆

Satu-satunya photo yang saya ambil dari Resto Cibiuk adalah ini :

Duh, pemandangannya bagus ternyata… *menyesal* 😥

Selesai makan, lumayan seger walaupun masih mual. Sesuai dengan rencana jauh-jauh hari, SAYA HARUS WISATA! Pokoknya harus! Segera kami berdiskusi mau ke mana. Tadinya pengen ke Santolo. Ternyata jauh cing! Sekitar 4 jam aja dari Cipanas. Padahal waktu sudah menunjukan jam 2 siang. Akhirnya diputuskan lah ke Danau Cangkuang. Kalo menurut wikipedia, Danau itu kira-kira begini posisinya : Lokasi danau Cangkuang ini topografinya terdapat pada satu lembah yang subur kira-kira 600-an m l.b.l. yang dikelilingi pegunungan: Gunung Haruman (1.218 m l.b.l.) di sebelah timur – utara, Pasir Kadaleman (681 m l.b.l.) di timur selatan, Pasir Gadung (1.841 m l.b.l.) di sebelah selatan, Gunung Guntur (2.849 m l.b.l.) di sebelah barat-selatan, Gunung Malang (1.329 m l.b.l.) di sebelah barat, Gunung Mandalawangi di sebelah barat-utara, serta Gunung Kaledong (1.249 m l.b.l.) di sebelah utara.

Puyeng? Sama… Ga usah dipikirin. Pokoknya begini lah pemandangannya…

Di sini ternyata kita tidak cuma bisa melihat danau, tapi juga menyambangi Candi Cangkuang yang terdapat di sebuah pulau kecil di tengah-tengah Danau ini. Untuk mencapainya, kita harus menaiki perahu rakit yang disewakan di situ. Saya lupa harga sewanya berapa, sekitar 50rb untuk satu rakit kalo ngga salah, dan untuk pulang pergi, bukan sekali jalan. Bisa muat sampe 10-15 orang kok rakitnya.

Sampe di areal Candi Cangkuang, saya langsung berkeliling (padahal tadi katanya sakiiiiit…. 🙄 ).  Sebelum memasuki kawasan Candi, kita akan melewati terlebih dahulu kawasan Komplek Rumat Adat Kampung Pulo, di mana yang tinggal di sini adalah keturunan ke-9 dan 10 dari Eyang Embah Dalem Arif Muhammad yang dahulu menyebarkan agama Islam di daerah Kampung Pulo ini. Yang punya hak tinggal di sini adalah keturunan perempuan saja. Keturunan laki-laki diharuskan bisa mencari rumah sendiri. Kasian ya… 😛 Di kawasan ini kita bisa menemui banyak ayam, enthog, kucing dan kupu-kupu. Kupu-kupu-nya cantik-cantik! Dan ternyata, menurut bapak penjaga, karena sebelum Islam masuk warga di sini beragama Hindu, warga di Kampung Pulo ini tidak diperbolehkan memelihara binatang berkaki empat yang bisa disembelih seperti sapi dan kambing. Makanya di sini cuma ada ayam, enthog dan kucing yang ternyata dipelihara oleh warga. Oh Wow!

Setelah melewati Komplek Rumah Adat Kampung Pulo, baru lah kita sampai di Candi Cangkuang. Di kawasan ini, selain terdapat candi, juga terdapat makam Eyang Embah Dalem Arif Muhammad, dan museum tempat beberapa naskah kuno seperti Al-Qur’an yang terbuat dari kertas kayu *kalo ga salah* Di dalam museum terdapat beberapa photo pemugaran candi lengkap dengan tahunnya. Ada juga lukisan Eyang Embah Dalem Arif Muhammad itu, yang kata Bapak penjaga dilukis secara supranatural alias si pelukisnya melukis sambil ketemu dengan arwahnya Eyang ini. Weeeew.. saya sampe ga berani motret itu lukisannya.. serem bo! 😐

Ah iya, di salah satu photo-photo yang dipajang ada beberapa photo misteri yang – tidak sengaja – diambil para pengunjung Candi. Dan salah satu photo itu bersignature Titiw! Bhahahahahahak.. Setelah saya konfirmasi ke saudari Titiw, ternyata kayaknya pengurus museum mencetak photo itu dari blog-nya Titiw dua tahun yang lalu… 😆  Baiklah…. 😆

Setelah puas main di Candi Cangkuang, kami kembali ke hotel. Waktu sudah menunjukan jam 4 sore. Tapi kok rasanya sayang kalo cuma nongkrong di hotel doang. Setelah tanya sana sini, kami memutuskan untuk melanjutkan aktivitas dengan main air. Lah masak nginep di Cipanas sama sekali ga berendam dan main air. Rugi amat! :mrgreen:

Kami memilih berjalan ke wisata air Sabda Alam yang tidak jauh dari tempat kami menginap. Semacam waterbomm gitu deh tempatnya, tapi lebih kecil. Dan yang asik, airnya hangat dooooong.. langsung dari mata air Cipanas. 😆  Yang asik, pemandangannya ciamik. Kapan lagi main air dengan pemandangan pegunungan. Mana ada di Jakarta.. 😆


HTM-nya 40rb per orang. Ih mahal ya cyin! Buka dari jam 7 pagi sampe jam 9 malam. Di sini kita bisa berendam, sekedar main air, atau berenang beneran di kolam beneran. Selain bisa main air, di sini juga tersedia terapi ikan. Gratis sepuasnya! Dan ga kayak di mall-mall yang mana ikannya kecil-kecil, di sini ikannya lebih gede. Gigitannya berasa. 😆

Karena air kolamnya hangat, main di sini ga berasa. Tiba-tiba aja hari sudah gelap. Kami pun memutuskan pulang dan beristiharat di penginapan saja karena harus bersiap-siap ke acara nikahan sepupu saya itu besok paginya.

Esok harinya, setelah menghadiri acara nikahan sepupu saya, sekitar jam satu siang kami memutuskan untuk segera meninggalkan Garut dan pulang ke Jakarta. Mesti istirahat karena senin mesti ngantor. Kalo ngga sih, pengen banget rasanya jalan-jalan lagi di Garut. 😥 Tapi sebelum pulang, tentu saja tidak lupa membeli oleh-oleh, yaitu berupa Cokodot alias Coklat Dodol, sodara-sodara. Yang belum tau apa itu cokodot, silahkan googling. Intinya sih coklat isi dodol gitu deeeeh… 😆

Ah iya, terakhir photo bonus. Saya ambil ntah di kilometer berapa di Cipularang. :mrgreen:

34 thoughts on “Weekend di Garut”

  1. waaaaaa baguuuus mak chic….

    aku mampir garut dua kali, eh tepatnya cipanasnya deng. utk berendam air panas. nginep sana, dimana tiap kamar disediakan kolam berendam air panas.

    ternyata stlh baca blognya makchic, banyak tempat bagus.
    waaaa….
    dan fotonya bagus2, makchiiiic…

    *nb
    katanya sakit, kok tetep cantik sih? rahasianya apa?

    Like

  2. weekend buat saya adalah waktu istirahat, jadi kalopun ada acara keluar kota bagi saya acaranya harus tetep istirahat. etapi kok saya suka diomelin sama istri saya, katanya ngapain keluar kota kalo cuma buat pindah tidur??

    wanita memang aneh :mrgreen: *plak!*

    Like

  3. Welcome to Garut, sebagai orang asli garut, aku punya saran kalo suka dengan wisata alam coba dech ke kawah Gunung Papandayan pemandangannya yahud apalagi kalo buat yang berminat berburu sunrise, terus bisa dilanjutkan ke Curug Orok (air terjun), letaknya arah selatan dari kota garut…

    Like

  4. cibiuk. sedikit beda, tapi sampeyan bisa nyobain MI, RM di pinggir kota jogja. suasana-nya serupa mbak.

    anw, photoshot yang terakhir epic!!

    Like

  5. Membaca tulisan ini, sungguh saya jadi kepengeeee…. banget ke Garut. Habis belum pernah ke Garut. Ternyata, indah sekali. Makasih banyak ya…. Salam kenal dari Jogja!

    Like

  6. ba,kalau ke garut lagi mampir ke rumah sayadeket kok dari Cipanas,tepatnya JL subyadinata 41 belakang pesantren Al-musadaiyah garut

    Like

  7. duuuh yg berlibur ke GARUT..
    WILUJEUNG SUMPING DI GARUT…muhun,,
    nt klo k Garut lgi coba ke kebun binatangnya pemandangannya juga ga kalah indahnya dg Cangkuang

    Like

  8. Huahahaha!! Makanya aku juga bingung mbak, kok bisa-bisanya ada foto aku dengan signaturenya! 🙂 Ah senangnya bisa liburan bersama keluarga tercinta.. Anyway pas aku pulang di tol cipularang dari garut, sempet juga liat matahari kayak gitu! Keren!

    PS: fotonya bagus2 😀

    Like

Leave a comment