Brainstroming ajah!, Curhat Colongan, just a thought

Grazie

Kebiasaan bercakap-cakap melalui text-talking dan internet-speaking secara tidak sadar sering kali membuat kehilangan rasa untuk mengucapkan kata ‘Terima Kasih’ dan  ‘sama-sama atau terima kasih kembali’ secara verbal. Atau bahkan, saking seringnya diucapkan, kata-kata itu seperti kehilangan makna kesungguhnya dan hanya merupakan basa basi belaka. Padahal mengucapkan kata-kata tersebut tentulah sudah diajarkan sedari kita masih balita.

To recall the last time I thanked someone is like asking me to recall the last time I breathed. I do my best to thank anyone anyday, even if what they do is simply their job. Saya berterima kasih kepada tukang parkir kantor saya karena membantu saya memarkir mobil, kepada OB saya karena membawakan minuman, kepada petugas yang membantu saya menaruh belanjaan saya ke mobil, kepada waitress yang membawakan makan siang saya, kepada cleaning services yang sedang membersihkan ruangan saya, kepada seseorang yang telah menahan pintu lift agar saya bisa ikut naik tanpa menunggu lift berikutnya.. I want to let people know that they matter and what they do matters, and that I at least am grateful.

Hanya saja lalu saya berpikir, adakah saya mengucapkan kata itu dengan tulus karena saya betul-betul terbantu, ataukah saya ini hanya menjalankan kewajiban saya mengucapkan kata ‘terima kasih’ yang sudah terprogram sejak kecil itu karena saya tau bahwa mereka memang sudah seharusnya mengerjakan hal-hal tersebut sesuai dengan tugas mereka? Apakah ucapan ‘sama-sama Mbak/Bu’ yang keluar dari mulut mereka pun betul-betul tulus karena mereka menyukai ucapan terima kasih saya, atau karena memang kata-kata itu sudah terprogram tanpa makna untuk menjawab kata ‘terima kasih’? Bahkan tak jarang ucapan terima kasih saya pun hanya dibalas dengan senyuman sekilas, dan lagi-lagi tanpa makna.

I was brought up fairly well and have always had good manners especially to people whom ought to be respected. I may not say ‘Thank You’ all the time, but I do show recognition by saying things like ‘You’re an angel…’ or some other term of endearment. But hey, kalo diucapkan dengan tulus, bukan kah itu lebih baik ketimbang mengucapkan terima kasih basa basi?

Terus terang saya tidak bisa membedakan mana ucapan terima kasih yang benar-benar tulus dan tidak. Seperti yang telah saya sebutkan di atas, kata-kata tersebut sudah terprogram sejak kita kecil sehingga rasanya seperti kehilangan makna. Tapi saya percaya masih ada rasa terima kasih dan ber-terima kasih kembali yang benar-benar tulus, dan mudah-mudahan saya tidak salah. Atau saya harus kembali pada kalimat “nothing such free lunch“?

37 thoughts on “Grazie”

  1. Wah, kapan ya ucapan “terima kasih” tulus itu meluncur keluar dari mulut saya? Hmmmm (thinking)
    Sama lupanya kapan saya terakhir kali berkunjung ke sini … hehehe … perasaan dah lama

    Like

  2. seperti yang ditulis dalam postingan ini, kata ‘terima kasih’, ‘sama-sama’, ‘kembali kasih’, bahkan kata ‘maaf’ pun sepertinya terlontar dari mulut kita lebih karena alasan sebuah kepantasan, sudah sepantasnya kita mengucapkan itu saat dibantu.

    tapi saat kata-kata itu diucapkan dengan ekspresi wajah yang mendukung, misalkan mengucapkan terimakasih dengan senyuman yang manis, atau mengucapkan maaf dengan ekspresi wajah yang menyesal, mungkin itu salah satu cara mudah menilai ketulusan meski tidak mutlak, karena hanya yang bersangkutan yang tahu pasti mengenai hal itu 🙂

    Like

  3. mengucapkan terima kasih sudah jadi kebiasaan dari kecil, chic. otomatis terlontar begitu saja. tentang tulus/nggaknya, saya nggak tau. mudah2an saja iya 😀

    Like

  4. ya bener chi,kadang kata2 yg terlalu sering diucapkan jadi kehilangan maknanya. bahasa verbal pun sangat berpengaruh terhadap kata2 itu sendiri 🙂

    Like

  5. IMO, ucapan terima kasih *disambung apa dipisah yah* cuma awal. Rasa terima kasih yang sebenarnya, ditunjukan dengan sikap perbuatan kita, dengan mengingat mereka yang telah membantu kita, dan dengan membalas budi mereka.

    Agak lucu juga, kalau misalnya setelah berterima kasih pada OB yang sudah membantu kita parkir, 5 menit kemudian kita berteriak marah karena dia belum menyediakan air minum kita di meja 😀

    Like

  6. bahkan sama seperti kata maaf. untuk masyarakat dg norma2 yg penuh dg rasa sungkan, maka kata maaf sering sekali diucapkan untuk hal2 yg kadang ga perlu diucapin.

    aku pernah diketawain krn bilang maaf, katanya, “lho kamu salah apa, mo tidur duluan aja kok pake maaf. sana tidur aja”

    😛 😛 😛

    Like

  7. Aku pikir ketika kita mengucapkan terima kasih dan didalam hati merasa bersyukur atas bantuan yg kita terima pada saat itulah kata terima kasih itu terasa sangat tulus 🙂

    Like

  8. lupa entah baca di buku atau nonton di film
    seorang tokoh diminta tidak usah mengucapkan terima kasih, karena akan mengurangi makna sebuah kebaikan/pemberian hanya karena kata ‘terima kasih’ itu sudah kehilangan makna 😦
    kalau tidak salah, saya temukan di buku pertama Melissa Marr sebelum ‘Inx Exchange’

    Like

  9. wah, kalo soal tulus enggaknya, rasanya sih tulus2 aja, hihihi…

    gini lho chi, kalo aku merasa gak harus berterima kasih ya aku gak bilang terima kasih. jadi kesimpulan sementara, setiap ‘terima kasih’ yg aku bilang ke orang lain, mudah2an tulus adanya :p

    Like

  10. Well, diluar sana sepertinya masih banyak yang mengucapkan dg ikhlas bukan sekedar basa-basi koq mba.. terkadang, terasa koq bedanya..hihihi

    Like

  11. Kata Terima Kasih yang basa-basi …
    menurut saya …. bukan bermakna Terima kasih …
    Terima kasih yang sejati … harus dari Hati …

    And believe me …
    Yang kita ajak ngomong tau kok … mana terima kasih yang tulus …
    mana yang basa-basi

    Salam saya ChiC

    Like

  12. tulus nggaknya hanya kau dan sang pencipta saja yg tahu

    yang penting niat untuk ngucapin terimakasih itu aja udah bagus banget, makcik
    ah terlallu mikir kau

    oh ya, makasih udah boleh komen disini
    😀

    Like

  13. kemaren sore, ke suami 😀 eh, tapi akhir2 ini aku suka lupa ngomong terimakasih ke orang2 sekeliling..abis nanya sesuatu, stelah dijawab langsung ngeloyor pergi..*keplak kepala sendiri*

    Like

  14. bagi saya ucapan paling menyejukkan adalah ucapan terima kasih dari precil saya, tiap saya ngasih apa atau mbantu apa, bantuan sekecil apapun dia selalu bilang, “terima kasih ayah.” 😀

    Like

Leave a comment