Brainstroming ajah!, just a thought, keren!, movie freaks

Confucius

Jadi ceritanya, malam minggu kemarin,  sepulang menghadiri acara pesta ulang tahun teman abegeh saya, si Bena (yang abegeh Bena, bukan saya), saya dan si hubby memutuskan untuk untuk nonton film midnite. Dan terpilihlah Confucius yang dimainkan oleh Chow Yun-fat sebagai film yang hendak kami tonton.

Sebagian kalian yang kenal saya dengan baik pasti akan teriak: apa? chic nonton film kolosal?? *kamera zoom in zoom out 10 kali model shitnetron multivision* *digampar karena lebay*

wahahahaha oke agak lebay. Tapi ya begitu lah, saya bukan pengemar film kolosal. Cenderung antipati malah. Bukannya tanpa alasan. Saya sendiri tidak menyukai film kolosal karena tidak suka dengan adegan kolosal yang cenderung menampilan adegan pembantaian umat manusia itu. Banyak yang mati soalnya. Sedih kan? Ya,  saya tidak suka nonton film sedih-sedih. Untuk alasan yang sama saya tidak menyukai film perang. Wong nonton film itu tujuannya menghibur diri kok malah jadi sedih. Malesin.

Jadi ya, seumur-umur cuma dua film kolosal yang saya pernah tonton. Satu, The Last Samurai. Alasan nonton: karena yang maen Tom Cruise. Do I need more reason?Lagian seorang teman memaksa saya menemaninya menonton film ini dengan iming-iming ditraktir makan juga. Ya secara dulu masih anak kos, tentu saja saya tidak menolak. Film kedua, 300. Alasan nonton: karena produksi pembuatan grafis film ini secara keseluruhan menggunakan mac. Itu saja. Tidak ada alasan lain. Agak rasis? ya gimana yaaaa… mac gitu loooh… *pongah*

Lalu kenapa saya kemudian menonton Confucius? Simple saja. Ya nemenin si hubby yang penggemar berat film-film jenis ini. Masak saya perlu alasan-alasan lain.

Tenang… saya ngga bakal cerita soal isi film ini. Serius. Jadi jangan takut ada spoiler di sini. Terus terang saja, saya ngga ngerti-ngerti amat sama jalan ceritanya kemarin itu. Sepanjang film, kepala saya menyimpan banyak pertanyaan. Tapi karena takut mengganggu konsentrasi si hubby yang asik menyimak, pertanyaan-pertanyaan itu saya simpan kembali. Hanya ada beberapa moment ketika saya bener-bener mentok untuk mencerna maksud adegan tersebut dan dengan terpaksa mengganggu si hubby dengan pertanyaan-pertanyaan ga penting saya. Maaf ya huuuun…

Confusius sendiri bukan cerita fiksi. Confucius yang bernama asli Kong Qiu ini adalah seorang cendikiawan dan filsuf sosial asal China, yang ajaran dan filsafat sangat dipengaruhi oleh pemikiran dan kehidupan Cina, Korea, Jepang dan Vietnam. Kalo ngga salah, di China sana beliau ini malah dianggap nabi.

Dan meskipun saya ngga ngerti-ngerti amat sama jalan ceritanya, ada beberapa hal  yang saya tangkap dari film ini yang perlu digarisbawahi:

1. Bahwa orang benar dan jujur itu selalu tersingkirkan, atau lebih tepatnya lagi dengan sengaja disingkirkan, pada awalnya. Walaupun, akhirnya ada yang bakal menyadari dan menyesali kenapa dia disingkirkan, itu biasanya sudah sangat terlambat dan si yang penyingkir itu sudah terlalu malu untuk meminta maaf.

2. Bahwa seorang pemimpin dan guru yang baik dan bijak itu selalu punya pengikut-pengikut dan murid-murid setia yang rela berkorban jiwa dan raga bahkan ketika si pimpinan sedang susah sekalipun, dan tanpa dibayar.

3. Bahwa pemimpin dan guru itu juga manusia, yang kadang-kadang bisa lupa atau salah. Dan tidak marah, tapi justru merasa senang dan tidak merasa digurui, ketika dingatkan oleh muridnya.

4. Bahwa sehebat apapun seorang pemimpin, merasa sedih akibat kematian dan kehilangan adalah hal yang sangat manusiawi dan tidak dapat dihindari.

5. Bahwa setiap pemimpin yang kharismatik selalu punya “pengemar”nya masing-masing. errrr… I’m talking about groupies here

6. Bahwa pemimpin yang hebat itu belum tentu pemimpin yang baik, tetapi pemimpin yang baik sudah pasti pemimpin yang hebat.

Selebihnya, go watch it yourself dude! Bagus kok… 

69 thoughts on “Confucius”

  1. saya pemimpin bagi diri sendiri,hehehe… kebetulan emang lagi mau nulis soal pemimpin juga nih chi,ditunggu tulisannya (bukan terinspirasi dari sini lho,hehee)

    Like

  2. lebih suka nonton filem perang dibanding filem thriller sadis-sadis gitu sih. karena kalo filem perang kita bisa melihat aspek-aspek kemanusiaan manusia saat dalam tekanan *melakukan hal-hal yang dia tidak suka lakukan* kalo filem thriller gitu lebih ke mengumbar darah yah.

    soal konfucius dia seperti nabi lain jg sih, seumur hidupnya kayaknya gak terlalu diterima sama masyarakatnya deh, terutama sama para penguasa …

    Like

  3. Saya juga jarang kok nonton film kolosal. Kalo “digitally” kolosal, sering keknya. Star Wars misalnya, itu pasukan yang bejibun banyaknya itu paling cuma 2 orang yang diperankan orang beneran, selanjutnya bikinan komputer semua tuh.
    Kalo Titanic itu masuk kategori kolosal gak? Kalo masuk, saya rasa Chic pasti nonton juga, hayooo ngakuuuuu.
    Soal Confucius, China memang gudangnya orang2 hebat. Suka atau tidak, memang begitulah kenyataannya. Bahkan sampai sekarang.
    Saya ini punya darah yang mengalir dari sana, tapi kok ndak ketularan hebat ya … 😐

    Like

  4. Wahh, langsung masuk ke list ku deh 😀

    *nunggu dvdnya keluar hehehe*

    biasanya film2 begini sih penuh dengan filsafat2 berbobot dan menggetarkan sukma…. bisa bikin nangis karena haru ya?

    Nonton Legion?

    Like

  5. Poin2nya keren, Chi…
    Hebat juga kamu bisa menyimpulkan sesuatu dan menulis poin2nya dengan baik padahal nggak suka sama filmnya.. Kalo aku, mungkin udah tidur duluan kali, Chi… hehehehehe

    Like

  6. sama, mbak. aku jg ga terlalu suka nonton film yg terlalu banyak nampilin adegan kekerasannya. aku ada rencana nonton film ini sama tito dan hampir bisa dipastikan aku jg ga bakal mudheng2 amat sama ceritanya. :))
    tp bagus jg sih, ada point-point pentingnya yg bisa diambil. 😉

    Like

  7. waaaaaa Chi sama.. daku juga ga suka pelem kolosal.. dan si hubby penggemar berat.. *doh!* 😆
    waktu sama2 nonton ‘300’ saya malah sukses tidur di bioskop.. zzz zzz… wahahaha.. 😀

    *siap2 sebentar lagi akan ada ajakan nonton Confucious*

    Like

  8. wah yg punya blog abegeh juga kah tp cantik je heheh

    keliadtanya seru dan setuju juga dengan point pertama tadi Bahwa orang benar dan jujur itu selalu tersingkirkan, atau lebih tepatnya lagi dengan sengaja disingkirkan, pada awalnya. Walaupun, akhirnya ada yang bakal menyadari dan menyesali kenapa dia disingkirkan, itu biasanya sudah sangat terlambat dan si yang penyingkir itu sudah terlalu malu untuk meminta maaf.

    berkunjung dan ditunggu kunjungan baliknya makasihh 😀

    Like

  9. Saya menyukai semua jenis film, baik itu kolosal, sedih, atau kocak, asalkan happy ending. Kalo udah happy ending, rasanya kebahagiaan itu ikut bersama saya… 😀

    Like

  10. Saya pemimpin di organisasi di sekolah saya ni
    Titanic itu masuk kategori kolosal gak? Kalo masuk, saya rasa Chic pasti nonton juga, hayooo ngakuuuuu.
    btw soal film kategori kolosal emm kolosal itu apa sih artinya
    hahahahaha
    di temanggung juga belum main ni

    mampir balik ya blogger newbi yang berkhayal menjadi master blogger dan ermimpi jadi full time blogger
    Gus tunggu di padepokan gus ikhw\an, mampir dan komen balik ya

    Like

  11. ah, kayaknya layak ditonton nih film,ada pesan-pesan moralnya, hmmm…boleh tau kira-kira durasinya berapa jam ?
    kalau sampe lebih dari 2,5 jam mending ndak usah nonton di bioskop, nanti ketiduran, hehehehe….

    Like

  12. kemaren liat di metro ni, yg judulnya “confucius the words of wisdom”
    kasian bgt tu si confucius, sampe ajal menjemputnya cita2nya belum tercapai, tapi malah sekarang dijadiin acuan di China sana, mana dia yatim piatu lagi… terharu….

    Like

  13. kalau orang benar dan jujur tersingkirkan gimana jadinya dengan dunia ini? apa kata dunia?

    Terlepas dari kesimpulan dalam film, kejujuran adalah sesuatu yang sangat berharga, sesuatu yang sangat berharga pasti banyak dicari….

    Like

  14. telaaaaat ngomeeeen *lirik tanggal postingan*

    btw, ini filem maknyuss yang rilisnya udah lama saya tunggu (liat iklannya pas nonton Sherlock dulu), dan, saya malah suka banget sama film kolosal. justru film kolosal itu yang saya demenin (inget2 Curse of the Golden Flower, Red Cliff, Red Cliff II, Brave Heart-nya Mel Gibson, dan prekuel dan sekual trilogi Star Wars :)) )

    btw, Confucius (Kong fu-tse) ini pada waktu hidupnya memang disia-siaken, dan dia baru diakui sebagai tokoh besar beberapa tahun kemudian (based on the history)

    nice, mbakyu 🙂

    Like

  15. Betul, sebaik apap pun seorang pemimpin, pasti ada yang tidak suka. Mari kita dukung pemimpin kita terlepas dari kekurangannya. Pasti ada sisi baiknya kan di beliau ?

    Salam bentoelisan
    Mas Ben

    Like

  16. Banyak yang mati soalnya. Sedih kan?

    Nggak kok. Seru! 😛 Lagian kalo soal sedih sih, kuantitasnya gak ngaruh. Seluruh pasukan mati dengan satu tokoh utama mati bisa aja yang terakhir lebih sedih… :mrgreen:

    Like

  17. ak nonton film ni tp malah ketiduran di tengah jalan nya cerita sampe film na selesai n dibangunin ama orang di sebelah…… * sial,,15 rbu terbuang percuma… halah….

    salam kenal…

    Like

Leave a comment