Brainstroming ajah!, can't get this out of my head, iseng!, just a thought, movie freaks

Apa Artinya Nama

Ini adalah oleh-oleh dari acara Komnas Perempuan yang saya hadiri pada tanggal 29 November 2009 kemaren bareng Sofie, Nita dan Simbok Venus. Bukaaaan.. saya tidak bermaksud membahas soal KDRT, trafficking dan lain sebagainya itu. Soal itu bertanya lah pada Ibu cantik aktifis perempuan yang satu ini, beliau lebih paham dari pada saya…

Jadi di acara diskusi kemarin itu, saya sempat menonton sebuah film pendek berjudul “Sugiharti Halim“. Benar-benar pendek, hanya berdurasi 10 menit,  disutradarai oleh Ariani Darmawan. Tapi walaupun pendek, film ini menawarkan ide unik, sebuah sudut pandang yang jenaka dan cukup menohok.

Sederhana sebenernya, film ini hanya monolog seorang perempuan yang berkeluh kesah mengenai namanya  dengan seorang teman dalam sebuah adegan makan. Apa arti sebuah nama? Well, bagi Sugiharti Halim ternyata nama berarti sejumlah pertanyaan panjang. Kadang kocak, kerap menjengkelkan dan yang jelas penuh kontradiksi. Menilik namanya, sudah jelas kalian bisa menebak berasal dari etnis mana si Sugiharti ini. Nama yang kerap kali menimbulkan sejumlah pertanyaan menyebalkan bila berhubungan dengan birokrasi. Mulai ditanya nama asli, ditanya SBKRI. Padahal Sugiharti besar dengan nama itu sejak dia lahir.

Belum lagi ada yang menghubungkan nama “Halim” dengan sejumlah orang lainnya yang kebetulan bermarga sama dan mempunyai bisnis gede-gedean di sini, dan tentu saja “atas nama kelancaran birokrasi”, Sugiharti kerap kali secara tidak langsung diminta untuk membayar sejumlah uang tertentu. Pada saat pemerintah mengeluarkan keputusan yang mengharuskan seluruh etnis ini mengganti namanya menjadi nama Indonesia, nama “Halim” ini dipilih agar identitas marga asli “Liem” tidak hilang sama sekali. Yang tidak terpikirkan oleh ayahnya Sugiharti adalah akan banyak yang berpikiran sama, mengganti “Liem” menjadi “Halim”. Jadilah banyak marga “Halim” bertebaran di mana-mana meskipun tidak ada hubungan kerabat sama sekali.

Itu lah yang mengganggu pikiran Sugiharti, dan well mengganggu pikiran saya juga sebenernya. Pertanyaan-pertanyaan ini melintas dibenak saya sepanjang menonton film ini. Apa benar seseorang perlu nama asli? Apa betul nama bisa ‘dijual’? Apa iya identitas bisa disamarkan dibalik sebuah nama?

Well ambil contoh para artis. Ketika nama asli dirasa tidak punya nilai ‘jual’, mereka butuh nama beken, nama komersil. Tidak perlu kan saya sebutkan contohnya siapa. Kalian bisa googling kok untuk cari tau nama asli idola kalian itu. Atau ga usah jauh-jauh kita ngomongin artis. Tengok-tengoklah ke blog-blog sebelah. Banyak kok blogger yang memilih (dan ngetop) dengan nick name masing-masing ketimbang nama asli. Beberapa tidak sungkan memberitahukan nama aslinya, beberapa lagi bertahan menggunakan nama ‘maya’ tersebut ketimbang memberitahukan kepada yang lain nama aslinya.

Tapi ya itu kan pilihan… Seperti ketika di akhir film, (akhirnya) peran si teman yang tadinya hanya diam menyimak, ikut angkat bicara dan mengajukan pertanyaan, “kalo bisa ganti nama, kamu mau ganti jadi apa?“. Sugiharti pun menjawab dengan satu kata: “Julianne“. Bagus ya? Dan begini lah jawab si teman tadi: “Kata Shakespeare, ‘what’s in a name?’ Siapa pun namamu, kamu tetaplah kamu, dengan kepribadianmu yang sekarang, dengan identitas yang melekat padamu. Sugiharti … Julianne … apa bedanya?”.

Ya, seperti kata Shakespeare, apa lah artinya nama. Mawar, meskipun dipanggil dengan nama lain, akan tetap menjadi mawar. Yang cantik, harum dan berduri. Siapa pun nama artis idola kita itu, ya akan tetap menjadi sosok yang seperti itu. Mungkin baik, mungkin ramah, mungkin pemalu, mungkin murah senyum, dan mungkin juga jutek. Siapa pun nama asli di balik nama ngetop seorang blogger yang berusaha tidak menampilkan nama asli, tetap saja saya dan kalian mengenal sosok mereka dengan kepribadian mereka.

Dan,  saya akan tetap jadi saya, mau siapa pun nama saya – seperti yang saya tulis dalam renungan ulang tahun saya – yang baik hati, tidak sombong lagipula sopan.  *ditabok berjamaah*

79 thoughts on “Apa Artinya Nama”

    1. ada yang memaknainya sebagai doa.
      ada yang memaknainya sebagai identitas.
      ada yang memaknainya sebagai ramalan.
      ada yang memaknainya sebagai pertanda.

      dan ada yang tidak memaknainya. :mrgreen:

      sebagai doa. ketika orangtua menggubah segala pengharapan mereka terhadap anak menjadi kata atau frasa berupa nama. bisa jadi ini yang banyak digunakan orang.
      sebagai identitas. ketika orangtua tetap terikat pada pola kebudayannya dalam pemberian nama. tengok saja nama “ida bagus”, “anak agung”, “cokorda” atau pola “putu-made-nyoman-ketut” di bali.
      sebagai ramalan. ketika orangtua mempercayai akan ada suatu kejadian berkeaan dengan nama sang anak.
      sebagai pertanda. ketika orangtua memaknai sebuah kejadian saat sang anak lahir. mari melihat nama-nama “bintang malam”, “rusa mengamuk”, dll pada orang-orang indian.

      dan saya memakai pseudonim hanya dengan membalik frasa nama aseli.

      Like

      1. tapi jawaban doa kan sering kali adalah “tidak”, gun… jadi ga heran kalo ada yang bertingkah laku tidak selayaknya nama yang di sandang.. 😆

        Like

  1. lapor! nama : niken aprilia makki sangat bersyukur dengan nama tersebut sudah melekat dr lahir.
    ahaha bener itu, nama adalah doa.. ndak usah pake nama samaran segala e, tapi emang pilihan , sih susah kan kalo selebritis pake nama ratmi di jaman sekarang ini..muka cantik, bohai dandanan aduhai pas dipanggil kok ratmi hehehee *ditimpuk*

    Like

  2. setuju bahwa nama adalah doa. maka berilah nama yang baik-baik.
    ada sebuah contoh, ya mungkin kebetulan saja, sopir dan pesuruh kantor saya, dikasih nama asli Kacung. Kasian yah?

    Like

  3. yah, apalah arti sebuah nama memang
    justru nama asli itu lebih bagus, berarti gak ada sesuatu yang di sembunyiin

    contoh : zulhaq…namanya kerena tuh ha ha ha ha

    *siapan bak buat muntahan orang*

    Like

  4. What’s in a NaMe?? benr gak ya mbaca gambar di atas itu??
    agak samar2… butuh lebih lama mengeja..agak lama… hahaaah.. akhirnya kebaca juga..
    tapi gak tau bener gak yaaa…

    Like

  5. gak pake nama samaran, jadi ketauan banget hihihi … lagian wajahku ini mudah ditebak kok karakternya, jadi kalo ketemu aku pasti ketauan aku ini orangnya seperti apa :p

    Like

  6. kebetulan nama keluarga gw juga halim, dan gw taunya nama keluarga gw ini sebelum berubah diindonesiakan menjadi halim memang dari nama ‘liem’.

    tapi gw gak merasa bersaudara dengan Liem2 yg lain atau halim2 yg lain tuh,buat gw indonesia itu satu keluarga besar,jadi semuanya bersaudara. pengkotak2an WNI dan WNI keturunan itu hanya warisan jaman Soeharto dulu buat isu aja.

    anyway lo tau nama gw yg asli dan lengkapnya kan chi?:D

    Like

      1. hehe.. bener sih ,tapi salah spellnya dikit, yg bener : hadi Emanuel Halim ,M-nya kebanyakan satu:D

        gak ragu kok ,tapi cuma minta di populerkan aja di blogmu ini,hehe..

        begitu lho Chichi Nansari Utami;p

        Like

  7. Wah, kalo saya sih bangga dengan nama saya, soalnya kalo di bahasa Italia jadinya bagus.. “Grande Regalo” / “Big Gift” kalo di bahasa inggris..^^

    Like

  8. kadang karena pandangan nama = doa terhadap anak, jadi bikin nama terasa kacangan (karena kebiasaan kita mencontek doa), contoh nama Budi atau Bejo.
    Nama Budi ko kayanya udah kebanyakan dipake, sehingga jadi susah membedakan Budi yang satu dengan Budi yang lain (padahal sebagai id, nama khan harusnya unik)
    Trus nama Bejo (* halagh kaya engga ada nama lain apa yak ? *) , buat beberapa orang terasa kampring banget.
    Jadi …, bagi yang kebagian nama yang engga enak – serba salah ya !

    Like

  9. nama saya itu… walopun dipake berjamaah oleh sejuta umat,
    walopun sering diplesetin jadi sawi ato sapi, tetep bangga kenalan pake nama sari..
    biar kalo emak-bapak saya nyari nama anaknya di Google, muncul lah sayaaa B-)

    Like

  10. Yang pasti ntar kalo kasih nama, yah pasti ada.
    yg penting nggak bikin tuh anak malu dengan namanya nanti.
    Pernah low, punya temen cantik2 eh dia malu dengan namanya,
    jadinya minderan gitu..
    *nggak nyambung sama postingannya yah, ihiiyy…*

    Like

  11. aku pakek nama asli domz.. (Aftri Marriska)
    dan sampe sekarang, belum pernah ketemu langsung dengan yang namanya sama..
    karena namaku jarang yang pakek (cuma ada beberapa sajah kalo di search di fb..hihihi..) *bangga* *dipentung*

    Eh, nganu, tapi pakek ditambah2in -E dibelakangnya AFTRI, sejak kuliah, karena.. ngg.. anu.. ngg.. itu..

    *dikeplak*

    Like

  12. Nama bisa berarti macam-macam…
    seperti yang dijelaskan Gun di atas…

    Bisa berarti doa
    Bisa berarti untuk identitas….
    Bisa juga saat itu sebagai pengingat…ada beberapa etnis tertentu yang menamai anaknya berdasar kejadian saat si bayi lahir

    Like

  13. Nama asli gue di akte : Yasmidar Angreni.

    Harusnya depannya ada nama Yessy..jadi mestinya yang di tulis di akte adalah Yessy Yasmidar Angreni. Tapi apa dikata, si om yang di urusin bikin akte lupa tidak mencantumkan nama Yessy. Jadi gue mesti hidup dengan nama Yasmidar sepanjang hidup gue.

    Mau tau apa perasaan gue? PENGEN MATI…Sebell gillaaa sama tuh namaaaa…Di panggil Dar…gak enak, di panggil Yas…Gak ada yang manggil begituh…Di panggil Yasmid…kok kedengerannya aneh benerrrrrrrrrr….

    So gue menyebut nama gue Yessy, dulu banget banyak orang bilang gue asik sendiri nambahin tuh nama *rajin benerrrrrr*

    Jadi kalo lo tanya apalah arti sebuah nama…BERARTI BANGET!!!

    Besok-besok kalo lo panggil gue Yasmidar, jangan kaget kalo gue gak nengok ya…:P

    Like

  14. hahai.. masalah nama emang sering banget jadi hal yang sensitif.. saya juga ngerasa koq

    nama Billy dikira identik sama agama tertentu, jadi suka heran aja kalo tiba2 pada nemu saya di masjid atau mushola

    trus, Koesoemadinata ada tiga perkiraan. yang pertama, dikira keturunan geolog terkenal yang namanya sama Koesoemadinata. yang kedua, dikira keturunan raden asal sumedang. yang ketiga, dikira ada hubungan keluarga sama salah satu pengusaha yang punya bisnis di mana – yang kebetulan, etnis keturunan juga.

    Like

  15. Ehmmm… menurut saya sih nama itu snagat ebrarti. Kalo senadainya saya dinamai “Sariyem” , “Inem”, pasti gak bakal suka.

    Like

Leave a comment