just a thought, movie freaks

Merantau

Disclaimer: mungkin spoiler… waspadalah

Merantau?

ya ya… sayah mau review film kali ini. Film “Merantau” itu, setelah semalem bela-belain nonton bareng Goenrock dan Aftri di Setiabudi.

MerantauPoster

Film berdurasi 120 menit ini bercerita tentang Yuda (Iko Uwais), yang lugu dan idealis ini merasa sudah waktunya menjalani tradisi  kampungnya di daerah Sumatera Barat sana untuk merantau. Berbekal kemampuan bela diri berjudul Silat Harimau, dia pun meninggalkan kampung halamannya dan mengadu nasib di Jakarta dengan bercita-cita menjadi guru silat.

Sampai di Jakarta, ternyata memang tak semudah bayangan. Di mulai dengan menemukan bahwa rumah yang hendak dia datangi sedang di bongkar, Yuda pun terombang-ambing dalam ketidakpastian. Hingga suatu ketika, Yuda bertemu dengan Astri (Siska Jesika) yang ternyata menjadi incaran kelompok perdagangan manusia. Entah kenapa Yuda tergerak menolong Astri dan harus menghadapi komplotan yang didalangi orang asing itu untuk menyelamatkan Astri dan adiknya, Adit (Yusuf Aulia).

Udah gitu doang?

Ya emang ceritanya cuma gitu doang kaliiiiiiii…. Sayang ya?

Emang!

Sangat sayang film dengan durasi segitu lama yang katanya mengangkat gerakan silat harimau itu sangat indah dan memukau tidak kalah dengan seni beladiri asal negara lainnya ini, hanya berisi adegan bak bik buk ala film-film Bruce Lee, Jackie Chan atau Jet Lee. Jangan tanya jalan ceritanya. Datar! Cenderung tidak  ada malah. Bahkan continuitas adegan laganya pun tidak terjaga.

Beberapa adegan terlihat sangat lebay. Model shitnetron-shitnetron. Beberapa adegan-adegan mengeluarkan pertanyaan: “lho kok?” bagi penonton yang jeli.

Malah, tidak  terlihat di mana indahnya itu seni Silat Harimau. Well, at least SAYA tidak melihat keindahan itu. Waktu awal film, mungkin.. tapi tidak selanjutnya. Apakah itu Silat Harimau di mata Gareth Evans sang sutradara?

Well, film ini ngga jelek-jelek amat kok… Paling ngga angle-angle pengambilan adegan eksyennya keren. Kalo sampeyan pengemar film-film laga China itu, film ini bisa menjadi salah satu alternatif pengemar film eksyen. Seingat saya belum ada kan film Indonesi bertema eksyen kayak gini? Yang ada juga horor dan seks komedi itu.. hihihihi

Jadi, apakah keluguan dan keidealisan Yuda ini mampu membuatnya bertahan di Jakarta? Apakah dengan kemampuan silatnya itu Yuda berhasil menaklukan Jakarta? Silahkan tonton sendiri filmnya.

Satu yang pasti… Jakarta itu memang kejam!

Haqhaqhaqhaqhaqhaq

67 thoughts on “Merantau”

  1. ehehe kalo keindahan silat Harimaunya saya malah banyak melihat… dan paling bagus menurut saya ialah scene di lift, iya pertarungan di lift. menurut saya itu indah 😀

    iya memang sayang banget ceritanya terkesan biasa, layaknya cerita action beladiri pada umumnya.
    tapi saya seneng karena sekarang bertambah satu genre action yang bener2 action di perfilman indonesia.

    eh iya perhatikan deh tuh bajunya si Yuda dan Astri, udah gegulingan, berkotor2 ria tetep aja bersih :)) wekekekeke

    jangan lupa komen di vidyaipied.blogspot.com ya… aku juga posting di blog ini :p

    Like

  2. silat harimaunya waktu pertarungan emang kurang keliatan mbak, baru keliatan pas kuda-kuda sama nunggu serangan. Udah kaya liat tarung IPSI 😆 *komen sotoy*
    ya mungkin emang susah, kalo teknik aslinya mau diliatin beneran, namanya juga film, biasanya tekniknya udah membaur sama gerakan pertarungan git.. mana lawannya buanyak banget.. doh.. namanya juga pilem.. 😆

    Like

  3. kalo melihat cuplikan iklannya film ini cukup menjanjikan, masalah ceritanya mah ntar aja..hehehe yg penting memberikan warna baru di perfilman negri ini yg di dominasi horrorrrrrrrrr 👿
    lama g berkuinjung kesini, pakabar mbak?

    salam, ^_^

    Like

  4. eh ganti themes ya jeung? (woot)

    kalo liat cuplikannya behind the scene, beberapa adegan kelahi mirip2 jackie chan sih. tapi tetep pengen liat ah…alternatif film indonesia.

    omong2 film indonesia, sejauh ini yg berkesan bgt buat aku kok masih pintu terlarang ya… keren banget tu…

    Like

  5. Film laga full lebay. Directingnya payah, terlalu fokus mendirect di adegan fightingnya. Banyak shot continuity yang ilang, crossing imaginary line, dialog2 kaku2 dan crowd yang asal berpartisipasi mengisi frame. Scene2 lebay ala sinetron. Bwek!

    Like

  6. huh saya belum sempet nonton
    *berencana ngutang tiket ama goenrock juga* 😀

    dan jakarta memang kejam,
    berikut penghuninya, mungkin 😀

    Like

  7. kapan main di denpasar yaa… rasanya bioskop di bali kurang begitu bergairah,, selalu ketinggalan dari kota2 besar lain… hueheuheuhe…

    Like

  8. sari udah liat juga mbak chic…
    tapi tapi..
    hehe..
    kek biasa..
    ketiduran 😀

    kalo dibilang standar dan terkesan sinetron jg emang..
    makanya ampe tidur 😀

    Like

  9. Terima kasih reviewnya. Padahal lihat trailernya kayak bagus, mirip banget film mandarin. Kalau begitu mending nunggu film Merah Putih rilis minggu ini.
    Merantau dicoret 🙂

    Like

  10. aku jg penasaran sama film ini. 😀
    ternyata masih ada kurangnya, ya?
    ya gak apa-apa. lagi pula jenisnya masih tergolong beda dr yg lain.
    kayaknya masih layak utk dijadikan pilihan tontonan. 😉

    Like

  11. ntah kenapa saya agak ga bersemangat dengan film bangsa sendiri :D..thanx anyway for the review mba , aku jadi ga perlu perang batin lagi untuk nonton apa ngga hehhehe

    Like

  12. ketimbang filem silat chinese, saya lebih menganggapnya mirip sama Ong Bak, bu…
    dan posternya itu malah bikin saya inget sama “9 Naga” :mrgreen:

    ketimbang filem adu gebuk, saya malah lebih demen sama filem yang mengangkat tema perjuangan dalam kehidupanan nyang inspiring sejenis Laskar Pelangi, KING atau Garuda di Dadaku…

    Like

    1. Silat harimaunya ada. Paling terasa di adegan di peti kemas. Silat harimau memang bukan tipe tarian seperti demonstrasi silat. Apalagi yang ditonjolkan adalah sisi aplikasi, bukan jurus. Jadi jangan harap lihat indah.

      Justru Merantau wajib ditonton buat mengubah citra bahwa silat itu cuma tarian yang berbunga-bunga.

      Like

  13. bwat saya pilm ini keren, terlepas detail kekurangannya… justru kekurangan-kekurangan itu saya fikir adalah bumbu menyesuaikan market masyarakat indonesia yang masih terbiasa melihat film indonesia yang gak jelas itu.

    Like

  14. Salam kenal ..
    Jd menurut Kak Chic value-nya apa? Atau memang sang sutradara mengadaptasi gaya film Jackie Chan yang jalan ceritanya datar, namun seru di adegan laganya .. atau memang ada value sosial – budaya yang coba diangkat? Melihat iklannya saya tergerak untuk melihat film ini, namun bukan adegan di iklan itu yang membuat saya tertarik, Kak Chic. Waktu itu justru perhatian saya tidak tertuju pada layar TV, tetapi karena mendengar sepenggal kalimat tidak jelas ” … bila sudah waktunya (?begitu kira2) anak laki-laki akan meninggalkan … (bla-bla-bla) … trus pas noleh BLARR … keluar judulnya MERANTAU .. jadi saat itu lebih terprovokasi dari value budaya (mungkin) .. Yah.. tetap mo coba liat sih ntar ..
    Makasih reviewnya kak chic. Salam kenal

    Nove

    Like

    1. Ntar sekuelnya berjudul “Transmigrasi”

      Kisahnya, pendekar dari Madura, transmigrasi ke Kalimantan. Terjadi kesalahpahaman dan bertarung dengan pendekar-pendekar dayak yang ahli mengayau. Parang beradu dengan clurit.

      Like

  15. saya nggak baca postingan ini…takut spoiler 😀
    komen aja kalo ini film emang udah saya tunggu-tunggu dari lama gara-gara jadual tayangnya mundur. dulu pernah liat behind the scenenya di tivi keliatannya bagus…

    besok nonton ah…belom sempet dari kemarin.

    Like

  16. baru aja nulis status FB penasaran ma pilem inih, tapi cerita dirimu jadi bikin ilfil lagi hehehe… ternyata masih turunan sekian dari sinetron ya 😀 just as I thought *sigh*

    Like

  17. ….merantau adalah film laga terbaik indonesia saat ini….memang di sana-sini banyak scene-scene janggal…..terasa tambal sulam….akan tetapi hal itu akan bisa di maafkan oleh pengaluran ceritanya….film ini terkesan buru-buru….bagi yang merasa film ini seperti sinetron…saya rasa gak juga….karena merantau menawarkan sesuatu yang lain…ide…memang mirip dengan ong bak…tetapi cara berkelahi benar-benar silat….saya harap dengan adanya film ini….akan banyak lagi film laga yang mengambil tema silat….bukan hanya kunfu dll…..

    Like

  18. menurut saya, film merantau yang di bintangi aktor yuda alias ( iko uwais ) sangat lah menarik sekali apa lagi di dalam dunia persilatan ,maupun didalam kehidupan sehari hari, ilmu bela diri sangat lah di butuh kan , makanya untuk saran saya , nonton lah film merantau ini, insya allah , anda tak merugi setelah menonton film ini,

    Like

  19. Kalo yang nonton orang luar negeri sih, kayaknya mereka ga bakalan se-cerewet kita deh.. Sama kayak kalo kita nonton film-nya Jackie Chan, sapa tau orang Cina sana juga se-cerewet Chic kita.

    Like

  20. yaahh, padahal mau nonton.. soalnya katanya bagus. Ternyata biasa aja yah? hehehehe.. :D. Kemarin sempat dikomporin temen tapi belum sempat nonton. Lah ini mau nonton baca tulisan ini, xixixix.. Jadi mikir lagi deh 😀
    – pancen gak niat –

    *nyari daftar film bagus di 21*

    Like

  21. kan dah ada perkembangan perfilm-an indonesia….
    yg pasty filmnya bagus banget…

    seharusnya kita dukung aja..bukan mencari-cari kelemahan film trsbt.
    dasar orang indonesia pengennya liat kekurangan sesuatu hal…
    makany ga maju2…..

    kan lumayan dari pada film komedi yang sadis…..

    Like

  22. udah mantap la filmnya itu, bukannya didukung malah dijatuhin
    gw pengen tau pendapat lo chic mang banyakan kurangnya ato kelebihanya,

    n yg bilang ni film kayak sinetron jelasin donk apanya yg kayak sinetron, ni bedanya
    sinetron = cerita berbelit belit
    merantau = cerita jelas meskipun singkat (film laga tdk = film drama)

    sinetron = adegan fight “gak kena pukulanya” masih keliatan bgt pake tali ato apala namanya itu waktu melompat n landingnya
    merantau = adegan fight “real fight” dimaenkan oleh pemain pencak silat asli meskipun pake tali gak keliatan n jatuhnya pas kayak betulan

    so apanya yang kayak sinetron

    ni film bagus bgt bagi penggemar film laga
    gak kalah dari Ongbak or jackie chan movies

    maju terus film Indonesia
    bejo dukung la
    I Love U Full

    Like

  23. he….he…. pendapat memang boleh berbeda, dan wajib kita hargai. Menurut saya, film merantau cukup bagus, malah agak dahsyat. Disela sela kebanyakan film yang bergenre hantu dan komedi cinta, kita punya film action yang bagus.

    Selamat buat crew film Merantau.

    Casting sangat bagus, dengan pemilihan Christine Hakim sbg ibu Yuda. Kehadirannya sangat memperkuat latar belakang film secara kultural dan hubungan keluarga minang.

    Adegan perkelahian sangat bagus, terutama yang di dalam lift. Bagi seorang yang mengerti beladiri (apapun macamnya), sangat penting untuk selalu menghadap lawan secepat mungkin. Yuda berhasil, sutradara cukup jeli. Justru di mata saya, apa yang di perlihatkan oleh Yuda dengan jurus jurusnya, adalah khas jurus silat (memang bisa berasal dari minang, sunda maupun jawa). Selamat Iko, saya tahu persis, bahwa kamu memang pandai silat.

    Bahkan ada hal kecil yang tidak luput dari ketelitian crew. Saat Astri berjalan menjauhi Yuda yang telah meninggal, tampak celana bagian pantat yang kotor.

    Sayang pada akhir cerita, Yuda harus mati.

    Like

Leave a comment