Curhat Colongan, lagi mellow

Setahun yang Lalu

You never said I’m leaving
You never said goodbye
You were gone before I knew it,
And only God knew why
A million times I needed you,
A million times I cried
If Love alone could have saved you,
You never would have died
In Life I loved you dearly
In death I love you still
In my heart you hold a place,
That no one could ever fill
It broke my heart to lose you,
But you didn’t go alone
For part of me went with you,
The day God took you home

sudah setahun Pa…
Teteh kangen Papa…

Ket:
Teteh= kakak perempuan dalam bahasa Sunda, panggilan saya di rumah

54 thoughts on “Setahun yang Lalu”

  1. ditulis sambil mendengarkan Dance with My Father nya Luther Vandross

    hwa… itu lagu ridu banget.. posting sambil denger itu apa gak sedih banget??

    Like

  2. Stop all the clocks, cut off the telephone,
    Prevent the dog from barking with a juicy bone,
    Silence the pianos and with muffled drum
    Bring out the coffin, let the mourners come.

    Let aeroplanes circle moaning overhead
    Scribbling on the sky the message He Is Dead,
    Put crepe bows round the white necks of the public doves,
    Let the traffic policemen wear black cotton gloves.

    He was my North, my South, my East and West,
    My working week and my Sunday rest,
    My noon, my midnight, my talk, my song;
    I thought that love would last for ever: I was wrong.

    The stars are not wanted now: put out every one;
    Pack up the moon and dismantle the sun;
    Pour away the ocean and sweep up the wood.
    For nothing now can ever come to any good.

    -W.H. Auden (1907-1973)

    Like

  3. @yu2n
    iya.. terima kasih sist 🙂

    @Tigis
    hosting gratisan ga bisa masang kayak gitu deh rasanya

    @thegands
    halah 😈

    @cK
    siyaaaap!

    @kucluk
    iya…ma kasih..

    @hendra
    memberikan kamus kepada hendra

    @tukangobatbersahaja
    liverpool banget 😆

    @hedi
    terima kasiiiih 🙂

    @mastal
    nuhun… 😛

    @penamedan
    hanya mengenang kok… saya sudah tidak sedih 🙂

    @Zam
    weeew… *menagih oleh-oleh dari Bromo*

    @yakhanu
    hahahaha.. Vio baik Om..

    @niaalive
    I believe that also… 🙂

    @masciput
    iyah Mas… 🙂

    @ridu
    sedih, tapi ga kayak dulu. saya sudah ikhlas… 🙂

    @mierz
    waaaah gugel aja Mas.. hehehe

    @TopiQue
    pasti! 😀

    @trendy
    iya.. 🙂

    @akokow
    ma kasih puisinya 🙂

    @savetheforest
    dari hati yang paling dalam emang

    @cisthouse
    hahahaha.. bambang mode on?

    @rhainy
    betul sekali Mbak…
    Vio sehat..

    @Epat
    selalu Mas.. 🙂

    @septy
    alhamdullilah…

    Like

  4. jadi ingat lirik lagu Saykoji, Ayah (Ode To My Father)

    “… jangan tangisi jangan sesali tapi hadapi
    apa yg dia katakan coba untuk kau ratapi
    walau emosi mengiringi begitu berapi-api
    kau tinggalkan dirimu akan merasa sepi

    ada yg kurang, kau salahkan dunia begitu curang
    hei kau ada di sisi jurang
    sebelum berlanjut lebih baik segera pulang
    ayahmu tetap menunggu hingga pagi menjelang”

    Like

  5. @ManusiaSuper
    yup.. kayak tulisan di banner saya itu 🙂

    @Rindu
    peluk-peluk Ade 🙂

    @dondanang
    ma kasih…

    @cinker
    selalu kok

    @didot
    saya sudah dapet dua Dot, lo kapan? 😛

    @Raffael
    alhamdullilah ada.. 🙂

    @AngelNdutz
    peluk-peluk Nduts

    @achoey sang khilaf
    iyah.. ma kasih Kang…

    @thegands
    iya iya… hahahaha.. ma kasih ya

    @cena
    ma kasih cena.. 🙂

    @Manik
    wah belum pernah denger lagu itu.. 😀

    @utchanovsky
    waaaaah… semangat yaaaa…

    @lei
    salam kenal juga..

    @My
    pasti! 😀

    @toim
    bukannya emang harusnya gitu Bang? emang ada orang tua yang ngga meninggalkan kesan mendalam ke anaknya?

    @Menik
    ma kasih Bundaaaaa….

    @yellashakti
    peluk-peluk yella

    Like

  6. Syukurlah ayahmu (paling tidak dr kesan yg kamu tinggalkan) adalah ayah yg cukup bisa menorehkan kesan yg baik kepada anak2nya.
    Coz ada jutaan anak yg punya ‘bad image’ ttg ayahnya dan hal itu mempengaruhi masa depannya. Saya adalah salah 1 dr jutaan anak itu…but thank God, HE enabled me to forgive 🙂

    Like

  7. Hai Mbak,
    Dance with my father juga lagu kesukaan saya sejak Bapak-ku meninggal 2 tahun yang lalu. Sama seperti yang Mbak alami, beliau pergi begitu saja tanpa sempat pamitan denganku….

    Sampai sekarang masih terasa sakit setiap kali terkenang beliau…

    Salam,
    Erwin Baja S

    Like

  8. So sad…but life must go on. 🙂

    I’m happy masih punya bapak 😀

    Teh teh.. teh manis satu ya.hehehe…

    Panggilannya teteh aja atuh ya. Mumpung saya masih berasal dari Bandung.

    Semoga happy selalu Teh!

    Like

Leave a comment