Brainstroming ajah!, Curhat Colongan

bi·jak·sa·na

Beberapa hari ini, saat sedang blogwalking ke blog-blog tetangga, ada saja saya menemukan postingan mengenai ulang tahun. Entah itu si empunya blog sendiri yang ulang tahun, atau orang-orang terdekatnya yang ulang tahun. Ada posting yang singkat, ada posting yang berbunga-bunga penuh refleksi diri dan perenungan satu tahun ke belakangan, ada posting yang mellow banget, ada juga posting yang penuh dengan keceriaan dan hura-hura… Tapi sih inti-nya satu, berterima kasih dan bersyukur karena masih punya kesempatan hidup satu tahun sampai dengan hari itu, dan mudah-mudahan bisa sampai satu tahun lagi dan lagi dan lagi… Bukan begitu??

Saya sendiri selalu berusaha mengingat kapan teman-teman baik saya berulang tahun, dengan mencatatnya di reminder baik di hape maupun di komputer saya. Saya selalu berusaha untuk mengucapkan Happy Birthday untuk mereka. Ucapan templet lain setelah “Happy Birthday” itu adalah “Wishing You All The Best”. Hehehehe…
Saya jarang, bahkan hampir tidak pernah, mengucapkan “Semoga Panjang Umur”. Kenapa? Karena buat saya pertambahan umur itu berarti berkurangnya satu tahun kontrak hidup ini di dunia. Kontrak yang sudah di buat dengan Yang Maha Pencipta sejak awal. Ulang tahun berarti usia makin pendek, bukan makin panjang… Satu yang pasti sih, tambah tua!!!! Heuwheuwheuwheuw

Weeeeh, jadi inget dari tag-line sebuah iklan rokok yang ngetop banget itu “Menjadi Tua Itu Pasti, Menjadi Dewasa itu Pilihan”. Pasti tau dong maksud tersiratnya. Tanpa harus diciptakan, masa tua akan tiba, tetapi untuk menjadi dewasa kita harus menciptakannya. Gimana menciptakannya? Kalau buat saya sih, adalah belajar dengan basis kehidupan menjadi dewasa. Artinya kehidupan ini harus dijadikan materi untuk belajar dari titik keterbatasan tertentu menuju titik kemampuan berikutnya. Ini menurut saya loooh…

Mengutip wikipedia:

istilah dewasa menggambarkan segala organisme yang telah matang, tapi lazimnya merujuk pada manusia: orang yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau wanita dewasa. Kedewasaan dapat didefinisikan dari aspek biologi, hukum, karakter pribadi, atau status sosial. Berbagai aspek kedewasaan ini sering tidak konsisten dan kontradiktif. Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik perilaku dewasa, tapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah umur dewasa secara hukum. Sebaliknya, seseorang dapat secara legal dianggap dewasa, tapi tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan karakter dewasa.

Jadi jelas, menjadi dewasa memang merupakan suatu pilihan.

Lalu, bagaimana dengan bijaksana?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bijaksana adalah

bi·jak·sa·na [a]
1 selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya); arif; tajam pikiran; 2 pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb) apabila menghadapi kesulitan dsb: dng — ia menjawab pertanyaan yg bersifat menjerat;

ke·bi·jak·sa·na·an [n]
1 kepandaian menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya): berkat – beliau, terlepaslah kita dr bahaya besar; 2 kecakapan bertindak apabila menghadapi kesulitan dsb: perkara ini terserah kpd – orang tua si anak

Kalo menilik pengertian di atas itu, sepertinya untuk bisa dinilai sebagai seorang bijak yang penting bukan hanya pengetahuan ataupun pengalaman, tetapi juga bersedia untuk lebih memperhatikan kepentingan orang lain. Jadi, bijaksana hanya bisa terwujud jika kita dapat mengendalikan emosi
 kita, dan melihat masalah dari berbagai kacamata dan sudut pandang, sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan yang santun dan bertanggung jawab.

 Betul??

Kalau melihat contoh-contoh orang bijak yang ada, kebijaksanaan seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan, masa lalu,
 pendidikan, dan iman. Jadi balik lagi, kepada tingkat pengetahuan dan pengalaman seseorang. Biasanya nih, orang yang lebih tua tingkat pengetahuan dan pengalamannya lebih banyak. Lalu, apakah bijaksana tergantung pada umur??


Kalo menurut saya sih, rasanya menjadi bijaksana juga dapat dilatih, dapat 
dipelajari, dan akhirnya dapat diamalkan. Yang pasti sih belajar menjadi bijaksana ngga bisa instans. Menjadi bijaksana kan bukan merupakan suatu tuntutan, tetapi seharusnya sih sudah sejalan dengan diri kita sebagai
 makhluk tuhan paling syeksih
yang hidup dalam banyak ragam kehidupan dengan bermacam-macam jenis dan bentuk manusianya. Ada yang penuh rasa sayang, ada yang iri dengki. Orang bijak akan sayang kepada sesama manusia, beda yang orang iri dengki yang ngga bisa liat orang lain senang… hehehehehehe

So, menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan. Menjadi bijaksana???

92 thoughts on “bi·jak·sa·na”

  1. ass.

    wah..bijaksana sekale postingannya mbak.

    benar sekali, dgn bertambahnya usia, sebenarnya berkurangnya jatah hidup ini. lantas kita akan semakin mendekat ke pintu kematian..iya nggak.

    namun masalahnya tentu bukan dekat ato jauhnya pintu itu…tapi bekal yg harus disiapkan menuju pintu itu..

    oke deh…kayaknya bijak juga ya komen aku…hehehe…….(muji sendiri)

    Like

  2. justru aku pengen reminder dan ngucapin “selamat datang di dunia yg ‘derita’ ini” buat bayi chic nanti, karena pas bgt waktu BBM naik……hikhikhikkkkkkkk

    *jadi terngiang lagu iwan fals*
    BBM naik tinggi, susu tak terbeli…
    orang pintar tarik subsidi, anak kami kurang gizi…

    Like

  3. @Alex
    posting bijaksana? wooooh.. masih jaoooooh… dibilangin saya masih belajar :mrgreen:

    terima kasih link nya… 🙂

    @morningdew
    gyahahahahaha.. bukan “suhu” yang itu kaleeeee 😆

    @Menik
    dia mah “suheng” Bunda, dalam hal lain tapi 😛

    @goldfriend
    *toss-an dulu sama Bang Ferthob*

    udah sampai di sorong kah??

    pertanyaan balik buat yang komen itu Bang, kalo Bijak adalah JACKPOT, apakah itu berarti bijaksana merupakan pertaruhan???

    @Epat
    bisa jadi 🙂

    @HILMAN
    weeeeeh… bijaksini apaan dong definisinya?

    *timpuk Mas Hilman yang udah nakut-nakutin anak saya*
    :mrgreen:

    Like

  4. bijak itu bisa dilihat dari sudut pandang orang lain. kalau dari diri sendiri, rasanya sulit. saya bijak ga ya?? 😕

    Like

  5. sulit untuk mengetahui parameter dan test apa yang diperlukan untuk menentukan kedewasaan seseorang! klo tes kekuatan beton sih ada! klo yang ini! nah lho….

    Like

  6. fiuuuh, memang enak jadi anak-anak…
    Bertambah umur membawa konsekuensi mesti jadi dewasa juga, dan jadi dewasa berarti mesti bijaksana juga.
    Tapi pusing BBM tetep saja naik 😀
    Ah mesti bijaksana mengatur pengeluaran 😀

    Like

  7. lebih baik jadi orang bijak, ketimbang orang pinter..
    kenava okta ??
    yup….ada orang pinter tapi g bijak..gampang dibodohi and lemot dalam semua hal pekerjaan..
    but ada orang bijak, namun dia g pinter2 amat, dia selalu berpikir bijak dalm semua hal..bahkan ampe itung2an cabepun di lakukannya..

    Like

  8. sikap bijaksana hanya bisa dipelajari dr pengalaman nyata…walaupun pengetahuan memegang kendali…
    tapi ketika di hadapkan pada under presure… bijaksana betul2 sesuatu yg sulit… jadinya keputusan nggak bijak..bijaksana bukan dr apa yg dikatakan tp terletak pd bagaimana cara mengatakannya…..:D
    maaf ye kalo kata2nya kurang bijak… newbie

    Like

  9. Menjadi dewasa itu pilihan? 😯

    Kalo begitu saya ndak mau… Jadi orang dewasa ndak enak. Lebih baik gabung sama anak-anak di Neverland saja saya.

    *cabut ke neverland*

    Like

  10. @hanggadamai
    beeeeuh perusuh nongol! 👿

    @cK
    emang ada ya orang ngaku-ngaku bijak? 😆 malah keliatan ga bijaknya
    mungkin kita perlu sama-sama berguru :mrgreen:L

    @wennyaulia
    weekend waktunya jayus emang.. 😈

    @rumputsawah
    ditestnya pake cobaan sepertinya 🙂

    @Lockon Stratos a.k.a Tendo Soji
    sepertinya begitu 🙂

    @kabarhari

    jadi dewasa berarti mesti bijaksana juga

    banyak kok orang dewasa yang ngga bijaksana 🙂

    @langitjiwa
    buat saya bijak berarti malah bukan mementinga pribadi, tapi juga melihat kepentingan orang lain 🙂

    @Okta Sihotang
    hmmm begitu ya?? :mrgreen:

    @danummurik
    bisa jadi.. hehehehe asal kebaikanm buat semua, bukan kebaikan buat sendiri 🙂

    @jafis
    saya juga nyubi kok… masih belajar 😀

    @sigitpriyo
    semoga kita bisa jadi lebih bijaksana 🙂

    @alex
    *ikut ke neverland, mau belajar sama tinkerbell aja laaah* :mrgreen:

    @Cak Katrok
    hah? po iki? dasar katrok! 😆

    @Adita Fajar
    hush! disini dilarang matre! 😆

    @yoenday
    betul.. betul.. mudah-mudahan dengan sehat selalu masih bisa ulang tahun tahun depannya kaaan.. 😀

    @toim
    aah saya ngga membicarakan pemerintah kok Bang..
    *takut kena UUITE* 😆

    @scarface
    iya.. betul.. perjalanan yang sangat panjang malah

    @daeng limpo
    hooo.. kalo menggunakan kedewasaan ngga bisa jadi bijak ya Pak..

    @edy
    gyahahahahaha 😆

    @funkshit
    emang ikut pramuka trus bijaksana? saya juga dong kalo gituuu… aaah kamu memang “pangsit”! 😆

    bayi? beluuuum.. pasti pengumuman kalo dah nongol :mrgreen:

    @pututik
    iyaaah sama banget, menghargai diri sendiri aja suka sulit 😦

    @nenyok
    woooh ada lagi nih “orang bajik”. apaan tuh definisinya?

    @achoey sang khilaf
    waaaah toos dulu kalo gitu Kang.. 😀

    Like

  11. semua irang bisa dewasa, semua orang bisa bijak, semua orang bisa menjadi.
    tergantung kita, bagaimana dalam menjalani hidup untuk diri sendiri, teman, keluarga, pasangan dan TUHAN

    Like

  12. makanya saya putar introitus requiem-nya mozart atau megatruh-nya yosodipuro kalo ulang tahun, mevrouw!

    [blogmu makin rame, euy. untung saya sempat mencicipi saat rumahmu ini dulu masih sepi. hehehehe]

    Like

  13. @tanto
    salam kenal kembali 🙂

    @Rafki S
    mungkin 🙂

    @Rindu
    saya juga masih jauh dari dewasa :mrgreen:

    @d’sangeh
    lagi kesambet! 😆

    @realylife
    saya juga… 🙂

    @Pujangga
    banyak contoh sih sebenernya

    @noki
    bisa jadi

    @zen
    wuuuah.. lagu-nya sedikit seram buat ultah Pak :mrgreen:

    Like

  14. saya masih kecil. masih ingusan. masih bau kecut kencur. masih dangkal dalam pikir. sok tau dalam bertindak. dan jauh sekali dari dewasa apalagi bijaksana. 🙂

    Like

  15. numpang mampir jeng… be wise lah. Mungkin bijaksana itu bisa berdasarkan pengalaman. Makin banyak pengalaman dan ujian, mungkin menambah kedewasaan dan kebijaksanaan. Kalo gak nambah2, ya kebangeten toh. 😆 *sale-sale kate, maapin aye mpok*

    Like

  16. Orang yg bijaksana, kata-katanya selalu di kutip orang, “seperti kata orang bijak”, “pepatah bijak” dll, So… orang bijak-sana itu hidupnya mati juga, namanya yang abadi… Betul ???

    Like

  17. @AngelNdutz
    gyahahaha… suhu apaan nih? suhu tubuh?? 😆

    @itikkecil
    bijaksana bukan pilihan Mbak kalo buat saya, itu harusnya inheren sesuai perkembangan pola pikir dan pengalaman hidup 🙂

    @abiehakim
    bisa jadi 🙂

    @zam
    heee? jadi keputusan buat eksodus ke Jakarta itu termasuk sok tau dalam bertindak kah?
    demi 5 juta per minggu… 😆 sluuurph…

    @adityasani
    aaah masaaaak Pak.. jadi malu.. 😛

    @fisha17net
    bisa jadi banget… hehehe

    @ozan
    jadi buat jadi orang bijak itu harus wafat dulu ya? :mrgreen:

    Like

  18. Orang bijak akan sayang kepada sesama manusia, beda yang orang iri dengki yang ngga bisa liat orang lain senang…–> iya..kalo ini mah sirik bener jadi orang : senang liat orang susah…susah liat orang seneng..

    soal bijaksana.. dari tampang juga saya udah keliatan bijaksananya…
    *dehem2 wibawa sok wise
    😛

    Like

  19. menjadi bijaksana kalau beruntung saja hehehe

    akupun ga suka bilang semoga panjang umur dan ga berharap diucapkan demikian pula

    Wish u all the best contains all, yes? 😉

    Like

  20. bukan “semoga panjang umur” tp “semoga diberikan umur yg bermanfaat” agar bisa menjalani waktu yg tersisa dgn sebaik2nyah…terutama utk menambah timbangan pahala buat bekel akhirat nanti… 🙂

    Like

  21. *kembali ke t4 mbak chic*

    weleh ternyata komenku diatas ada kekurangan kata :mrgreen:

    ralat ahhhhhh 😆

    awal tertulis :
    “bijaksana sekali dirimu … masih menyisakan tempat untuk diriku”

    harusnya:
    “bijaksana sekali dirimu … masih menyisakan tempat komen untuk diriku”

    makasih ….

    Like

  22. WAHAI ANAK BANGSA” BANGUNLHAH!,
    BUKALAH MATAMU!
    BERDIRILAH DENGAN KAKIMU, SING-SINGKAN LENGANMU,
    MARI BANGKIT! UNTUK INDONESIAMU TERCINTA
    INDONESIA KITA TIDAK PERNAH MERDEKA!
    INDONESIA KITA TERUS MENANGIS”
    INDONESIA KITA TERUS MERANA”
    INDONESIA KITA SELALU DI PERKOSA
    “PELAKUNYA ADALAH IMPERIALISME ANAK SANG KAPITALIS”
    NEGERI KTA DARI DULU SAMPAI SEKARANG TERUS TERJAJAH
    SADARKAH KITA BAHWA TIGA PEREMPAT KEKAYAAN NEGERI INI
    TELAH TERKURAS HABIS, OLEH SETAN IMPERIALISME
    NEGERI INI MENYEDIAKAN SELURUH KEKAYAAN BUMI, MEMILIKI
    SEJUTA PESONA, BAHKAN SEJUTA RASA.
    KITA PEMILIK SAH NEGERI INI, NAMUN TERPASUNG OLEH SISTEM
    IMPERILALISME MODERN, TERJEBAK OLEH SEKULARISME
    PARTIKULAR, TERLENA OLEH HEDONISME SEMU.
    SADARKAH KITA, SETIAP BANGSA BERHAK ATAS DIRI DAN
    TANAH AIRNYA, AKAKAH KAU GADAIKAN DEMI KENIKAMATAN
    SESAAT, TENGOKLAH KE BELAKANG!
    MAU JADI APAKAH NEGERI INI?
    BAGAIMANA NASIB ANAK CUCU KITA KELAK, JIKA KITA HARI INI
    TIDAK PERNAH MEMBERI MEREKA KEKUATAN UNTUK MENGUASAI
    NEGERI INI, DAN MENGOLAHNYA UNTUK KESEJAHTERAAN MEREKA
    SEPENUHNYA, BUKAN UNTUK NEGARA TETANGGA, BUKAN UNTUK
    ADI DAYA, DAN BUKAN PULA UNTUK INVESTOR.
    IMPERIALISME NEGERI INI SUDAH KETERLALUAN, SANGAT
    MENGERIKAN DAN MEMILUKAN, KITA TENTU TIDAK INGIN
    SELAMANYA MENJADI BANGSA TERJAJAH, TERHINA,
    TERLUKA DAN TIDAK MERDEKA.
    MARI SATUKAN TEKAD, BULATKAN NIAT!
    KITA HARUS MEREBUT KEMBALI SEMUA KEKAYAAN KITA,
    JANGAN BIARKAN SAWAH DAN LADANG KITA DI BAJAK
    ORANG, JANGAN BIARKAN LAUT KITA DI AMBIL ORANG,
    JANGAN BIARKAN HUTAN KITA DITEBANG ORANG,
    JANGAN BIARKAN BUDAYA KITA DICURI ORANG.
    MARI KITA RAMPOK SEMUA BANK, MARI KITA SEGEL
    SEMUA KANTOR PEMERINTAH, MARI KITA AMBIL ALIH
    SEMUA PABRIK, MARI KITA GANTI IDENTITAS NEGERI
    INI DENGAN BUDAYA KITA, BUDAYA TIMUR YANG SEJAK
    DULU MENJADI DARAH DAN INSPIRASI HIDUP KITA.
    PERSETAN DENGAN KEPERCAYAAN, PERSETAN
    DENGAN SEGALA BENTUK KEYAKINAN, YANG JELAS
    MEREKA TIDAK PERNAH MEMBERI KITA HARAPAN,
    APALAGI KEBAHAGIAAN!
    UNTUK MENJADI ORANG BAIK TIDAK PERLU PENGABDIAN,
    TAPI HARUS DENGAN PENGORBANAN, PEPERANGAN DAN
    MENEGAKKAN KEADILAN.
    YANG BISA KITA LAKUKAN HARI INI ADALAH :
    REVOLUSI

    Like

  23. tapi klo misalnya ada orang dari lahir di kasih nama “bijaksana” berarti orangnya udah bijaksana dari lahir yak… berarti ga usah belajar untuk jadi bijaksana lagi dung … 😉

    Like

  24. Wah, betul saya rasa betul ya, kalau kebijaksanaan itu bisa dipelajari tapi ndak bisa instant.
    Dulu saya juga pernah baca ada yang bilang kalau kebijaksanaan itu mungkin tidak dapat diajarkan namun bisa dipelajari 😀
    Dalam pikiran saya, kebijaksanaan itu selaras dengan kerendahan hati …
    Hmm, postingan yang “bijaksana” 😛

    Like

  25. Pada hakekatnya bertambahnya umur tidak pasti membawa kedewasaan apalagi dihubungkan dengan “lebih bijak”, hanya orang2 yang terus menempa diri untuk menuju ” kepada kesejatian/keabadian, lawanyya adalah kesementaraan. Kedewaan adalah kesejatian……bingung…….pegangin tuh tiang..hehehehe

    Like

  26. bijaksana bijaksini… bajaksana bajaksini…
    hehehe…
    Enaknya ngelakuin sesuatu dengan bijaksana adalah kita gak bakal nyeselin tindakan kita tersebut. Tenang, damai, menyenangkan gitu deh. (kaya g pernah aja…kkk) Tapi…seiring dengan berjalannya waktu, kebijaksanaan yang udah dimiliki seseorang, bisa aja mengkerut. :p

    Like

  27. @ghozan
    sama.. saya juga masih 🙂

    @tc
    masaaaak? coba liat… hihihi

    @diorockout
    hah? apa ini maksudnya?

    @insansains
    laah diriku juga bertanya Mas…

    @natazya
    yeesssss… betul sekali 😛

    @theloebizz
    begitu juga boleh sis.. hehe

    @robee
    ugh.. saya juga masih belajar banget ini..

    @danielc094n
    menjadi diri sendiri yang bijaksana lebih bagus lagi Pak.. hehehe

    @masmoemet
    gyahahahahahaha 😆

    @CDS Indonesia
    wooouuuugh.. 😮 kenapa kampanye di tempat saya?

    @dimasrip
    bisa jadi.. bisa jadi.. hihihihi :mrgreen:

    @somat84
    aaaah membawa nama yang berat

    @R’Kurniawan
    samaaaa… saya juga

    @Edy PSW
    adil mungkin bagian dari bersikap bijaksana Pak

    @cempluk
    saya juga pengen banget

    @stey
    saya juga masih jauh banget

    @ratna
    hayo coba introspeksi :mrgreen:

    @nh18
    laaah itu kan tagline-nya iklan rokok itu Pak… hehe

    @Raffael
    merayakan karena dikasih kesempatan hidup sampe satu tahun lagi… dirayakan dengan berdoa semoga masih dikasih 1 tahun lagi.. hehehehe

    @sigid
    “bijaksana selaras dengan kerendahan hati”
    wuaaah… baiklah.. harus bisa menjadi orang yang tidak sombong dulu berarti

    @TEGUH SEKSIONO
    begitu ya Pak… hmmmmm

    @Ade
    weeeeeh… link baru… link baru… 😆

    @avy
    ngikutin tulisan di kamus Mas.. hehehehe

    @Joe Sorjan
    waaah kalo saya mau banget, cuma ya itu tadi perjalanan belajarnya masih panjang sepertinya

    @yellashakti
    kudu pake latihan ya?

    @chatoer
    hmmm.. yang mana ya???
    *menyangkal* :mrgreen:

    @HILMAN
    sampe yang ketiga dapet payung cantik loh Mas… hihihi

    @hilda
    heeee? sapa yang ngomongin dirimu.. GeeR aaah.. 😆
    hihihi

    @chandra
    gimana caranya mengetahui bahwa tindakan yang sudah kita lakukan bijaksana atau tidak?

    @ario dipoyono
    laaah kan itu yang saya sebutkan dalam postingan…
    hihihi *ketauan fastreading nya*

    @emfajar
    kalo itu pasti Mas… 🙂

    Like

  28. @tintin
    ooow.. boleh juga itu dicoba

    @Prince
    betuuul.. tergantung konteks siiih
    *ga mua ikut-ikutan headache*

    @Silly
    saya juga maunya gitu.. apa daya tak mampu.. hihihihi :mrgreen:

    @Es Teh Tawar
    gyahahahahaha.. mending lah dari pada essay… 😛

    Like

Leave a comment