movie freaks

Menghargai Seseorang Apapun Bentuknya

409px-horton_a_who.jpg

Jenuh sama kerjaan setelah menyelesaikan tiga agreement, kemaren sore saya memutuskan mengajak si hubby nonton Horton Hears A Who di Setiabudi One (memanfaat free pass ceritanya… hewhewhew ). Kata orang bijak sih laughing is the best medicine (ntah sapa tuuuh yang ngomong ), healing process dengan menonton film kartun sudah jadi kebiasaan saya sejak jaman kuliah.

Ngga nyesel nontonnya. Lucu bangettttt!!!!!

Sebenarnya serial Dr. Seuss merupakan serial buku cerita anak-anak bacaannya beberapa keponakan yang masih kecil. Bagus untuk latihan spelling n reading Tapi kok saya belum pernah liat yang seri Horton ya? hihihi

horton1.jpg Horton Hears A Who bercerita tentang seekor Gajah bernama Horton yang tinggal di hutan Noo. Horton ini favorit-nya anak-anak kecil hewan-hewan yang ada di hutan tersebut, karena dia baik hati, lucu dan pintar (okaaaay.. agak sedikit sok tau sih sebenernya…, tapi ngga sok pinter! ). Nah, suatu hari waktu lagi mandi di sungai si Horton ngga sengaja mendengarkan suara teriakan minta tolong dari sebuah debu yang melayang-layang di udara. Kaget lah si Horton itu. Pada awalnya menganggap itu hanya halusinasi, tapi suara tersebut terdengar lagi. Terbersit dipikirannya kalo mungkin di dalam debu itu ada seseorang yang sangat kecil, yang mungkin satu keluarga, dan sedang terancam jiwanya. Pontang panting lah si Horton berusaha menangkap debu tersebut agar tidak lagi melayang-layang dan menaruhnya di atas sebuah bunga (yang kalo di filmnya disebut clover, tapi kan clover itu bukannya daun semanggi??? ).

Ternyata, debu itu memang dihuni oleh sekelompok mahluk bernama Who, dan tempat itu bernama Who-ville. Ternyata pula sang walikota nya lagi prihatin dengan perubahan-perubahan cuaca di Who-ville yang sedemikian cepat diakibatkan karena melayang-layangnya debu tadi. Singkat cerita sih si Horton ini berhasil bercakap-cakap dengan sang Walikota dan berjanji untuk menyelamatkan Who-ville ke tempat yang aman supaya tidak melayang-layang. Petualangan yang lucu dan seru pun di mulai dengan segala usahanya Horton menyelamatkan Who-ville dari segala mara bahaya. Terutama ketika tidak seorang pun di hutan Noo (kecuali anak-anak) yang percaya kepadanya tentang mahluk kecil bernama Who, malah Horton dianggap gila! Bahkan sahabatnya sendiri, Morton, mati-matian berusaha mencegah Horton.

Moral cerita film ini sebenernya banyak banget, misalnya bagaimana cara mempertahankan pendapat yang kita yakini kebenarannya meskipun semua orang berkata bahwa itu salah, tentang bagaimana menepati janji kepada seseorang dan bagaimana menjaga kepercayaan yang telah diberikan seseorang kepada kita, tentang bagaimana persahabatan itu sendiri (aaah jadi inget lagi kecewa banget sama beberapa teman yang selama ini saya panggil sahabat… ), dan tentang bagaimana tetap bersikap baik kepada seseorang walaupun orang itu telah menyakiti kita. Hiks… *terharu * It’s funny how I got all of those things just from a cartoon movie .

Ada satu quote yang saya suka banget dari film ini. Diucapkan oleh Horton kepada Morton ketika Morton mencegah Horton menjalankan misinya. Horton bilang bahwa dia akan tetap pergi ke menyelamatkan Who-ville karena dia sudah berjanji untuk itu kepada walikota dan karena “a person is a person, no matter how small”.

20 thoughts on “Menghargai Seseorang Apapun Bentuknya”

  1. pilem animasi yg nyentuh ati keras aku adalah “nemo” alias finding nemo ( maap kl salah judul )

    *komenya ga nyambung yah ?*

    Like

  2. Sayank !!! aku cekakakan negh di kantor, gara-gara inget ucapan kamu di rumah kemarin malam…

    “Mereka khan bukan gajah !!! kalo gajah pasti nepatin Janji”

    WAKAKAKA… THX ya Hunny… Love U Wife…

    Like

  3. @masmoemet
    OOT bisa ditendang aki ismet loooh… 😛

    @Tedy
    karena gajah bukan manusia… kalo manusia ada penyakit yang namanya amnesia sama short-term memory lost! 😆

    @Febra
    giih dikunjungi… 🙂

    @bawzz
    salam kenal juga 🙂

    @mahfuz
    perlu apa Mas?

    @mohammad
    ma kasih 🙂

    @Sarah
    bagusssss… gih nonton 😀

    @JoEy D’Juve
    luv u too… 🙂

    @tukangkopi
    aaaah kamu sirik ajah! 😛

    @tehaha
    ntah kenapa film kartun lebih banyak moral story ketimbang film dewasa… hihihi

    @cempluk
    abis jalan-jalan ke KL sih yaaa… hihihihi

    @devry
    gajah berbelalai panjang cuma ada di Bobo Mas, namanya Bona bukan Horton :mrgreen:

    @kelepon
    belajar dari manusia suka membingungkan soalnya, kadang-kadang ngga konsisten 😛

    @uya
    betuuuul.. tapi kalo menurut film ini sih bukan itu maksudnya, tapi kalo mo nolong orang tuh jangan pilih-pilih. nolong ya nolong ajah.. gituuuh 😀

    Like

  4. Ada cerita menarik yg krg lbh sm dengan cerita Horton..pernah nonton Patch Adam yg diperankan oleh Robin William ? — mgkn sdh kali yee, krn sy ntn wkt mhs smp ber-kali2…sgt inspiratif…!!. Si Adam, se-org mhs kedokteraan tercerahkan oleh orang genius tp disangka gila dari sebuah dialog. “brp jmlh jari sy yg kamu lihat ?”. Si genius menunjukkan jari-jari tangan kanannnya di dpn matanya, jempolnya ditekuk. “Empat !!”, jawab Adam. Kontan, si genius tertawa dan berteriak, berlarian “Kamu gila..haha..”.. Adam hanya termenung,siapa yg gila sesungguhnya ? bukankah jari tangan yang ditunjukkan pada saya itu berjumlah empat ?.

    Beberapa saat kemudian, si genius kembali memeragakan dan meminta Adam agr jgn terfokus pada jari-jari tangan si Genius, tp fokus pd muka si Genius. Apa yg trjdi ?. Si Adam menjawab “delapan..!!”.
    “Jgnlah melihat sesuatu itu hanya dengan cara yg lazim..”, begitu kata si genius….so..MESKI ORANG BILANG SALAH, JIKA BENAR, KITA HARUS TETAP TEGUH..!! (SEPAKAT !!!)

    “JIKA KAMU HANYA MEMILIKI PALU, MAKA SETIAP MASALAH AKAN SEPERTI PAKU !!!”

    Like

  5. @HILMAN
    Setuju Pak, mau seribu orang bilang salah, tapi kalo kita yakin itu benar ya harus berani berkata tidak.

    Wuuuuih nonton Patch Adam udah lama banget, sampe lupa sama ceritanya 🙂

    Like

  6. wah… quotenya keren deh.. . “a person is a person, no matter how small”.

    btw.. soal jari nya patch adam yang jenius itu.. saya kok masih ngga ngerti

    Like

Leave a comment